Agama sebagai komoditas politik

PENGGUNAAN institusi keagamaan yang digunakan secara sempit, tersurat, maupun tersirat untuk mendukung salah satu pasangan calon presiden maupun calon wakil presiden Indonesia adalah sebuah tindakan gegabah. Institusi agama, menaungi banyak kelompok beragama, ataupun individu memiliki kecenderungan yang heterogen. Pihak yang duduk sebagai pimpinan maupun Jajarannya di institusi agama seyogianya menaungi semua kelompok, netral.

POLITIK PRAKTIS di dalamnya tidak ada kawan maupun lawan sejati, yang ada kepentingannya sama atau tidak. Institusi agama perlu didorong bersama seluruh komponen masyarakat untuk mendukung pemilu yang damai, memperkecil gesekan di masyarakat, dan sekali lagi menaungi semua golongan.