Dalam agama Buddhabahasa berperan lebih sebagai alat pengenalan.
Realitas ada dalam pengalaman yang sering kali tidak terjangkau oleh kata- kata. Kata-kata dan ucapan adalah ilusi. Semua orang bijak tidak melekat pada kata-kata. (Vimalakirti-nirdesa-sutra III).
Bahasa adalah sarana penyampai. Makna lebih penting dari kata-kata harfiah (M. II, 239).
Karena itu dapat dimengerti kalau Buddha mengizinkan para siswa-Nya untuk mempelajari ucapan atau ajaran Buddha sesuai dengan dialek atau bahasa masing-masing (Vin. II, 139).
Leave a Reply