Young Buddhist Association dan Rumi Institute menyerukan pentingnya pemeluk umat beragama menebarkan kedamaian dan kasih sayang. Seruan dua komunitas Budha dan Islam itu disampaikan dalam kajian lintasagama bertema “Religion of Love” perspektif agama Islam dan Buddha.
Tokoh Agama Buddha Bhante Jayamedho menjelaskan bahwa dengan lepasnya identitas seseorang, maka dengan sesama akan bisa menemukan kebenaran murni. Kebenaran yang diperoleh di luar batas sekat agama (beyond the religion). Baca Juga Viral 2 Kelompok Warga di Bangkalan Saling Acungkan Senjata Tajam Jelang Pilkades “Nah, Rumi (Jalaludin Rumi) mengatakan Aku Bukanlah Orang Nasrani, Aku Bukanlah Orang Yahudi, Aku Bukanlah Orang Majusi, Aku Bukanlah Orang Islam. Keluarlah! Lampaui Gagasan Sempitmu Tentang Benar Dan Salah Sehingga Kita Dapat Bertemu Pada ‘Suatu Ruang Murni’ Tanpa Dibatasi Prasangka Atau Pikiran Yang Gelisah,” kata Bhante yang mengutip puisi dari Rumi, Senin (8/5/2023). Menurutnya, perlu adanya tanggung jawab sebagai pemeluk agama untuk mempertanggungjawabkan agama itu bisa dipakai untuk perdamaian bukan untuk kekerasan (violence).
Bagi dia, apabila agama dipakai dengan alasan penertiban sosial dan peraturan agama membuat kekerasan terhadap umat manusia lainnya, maka disitulah agama dipakai oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Baca Juga Pemuda Jember Dipukuli dalam Masjid, Diduga akibat Serempet Kendaraan “Seharusnya umat beragama memberikan cinta murni kepada alam semesta agar menghasilkan harmoni dan perdamaian seperti matahari yang selalu senantiasa menyinari bumi ini karena cinta murninya. Oleh karena itu, saya setuju dengan ucapan dari Mahatma Gandhi yaitu God is Love,”ujarnya.
Di agama Buddha, ada ajaran cinta tidak bersyarat (unconditional love), dimana seseorang bisa mencintai dengan tidak beresiko dan tidak menderita hanya karena adanya syarat-syarat yang tidak dipenuhi. Baca Juga Tak Terima Ditegur, Pengemudi Minibus Keroyok Sekuriti Pelabuhan Tanjung Perak “Pada saat sekarang ini pun, umat Buddha bisa berbahagia bukan karena dicintai tetapi memberikan cinta. Apabila kita meminta untuk dicintai maka adanya penderitaan siap mengikuti apabila tidak sesuai dengan harapan kita dan syarat-syarat yang kita inginkan,” katanya. Oleh karena itu, melalui pertemuan dan kajian ini Bhante berharap dapat menyadarkan semua elemen masyarakat.
“Semoga kita tercerahkan bahwa Tuhan merupakan agama dari pecinta bukanlah orang yang suka menggunakan agama untuk kekerasan. Kejahatan seharusnya dibalas dengan kebaikan, ubahlah marah menjadi ramah,” katanya. Sementara itu, Tokoh agama Islam Muhammad Nur Jabir juga menjelaskan agama Islam dalam tafsirannya melalui karya penyair Sufi, Rumi, menegaskan bahwa dalam menerapkan ajaran agama, kiranya umat beragama seharusnya menerapkan Kasih dan Sayang (Ar Rahman dan Ar Rahim). “Nah, ketika umat Islam mau melakukan sesuatu sering mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, setiap langkah perbuatannya selalu diikuti kasih dan sayang. Namun mirisnya adalah banyak yang belum mengimplementasikan dua sifat itu meski sudah mengucapkan kata Bismillahirrohmanirrohim. Inilah tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Leave a Reply