Surabaya, IDN Times – Diorama bergerak “Sang Budhha merawat Bhikkhu Tissa yang sedang sakit didampingi para Bhikkhu dari berbagai tradisi” yang dipajang di Tunjungan Plasa Surabaya dalam acara Vesak Festival 2024 pecahkan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), Rabu (22/2/2024). Diorama tersebut berhasil memecahkan rekor MURI sebagai “Rupang Buddha Bergerak Terbesar di Dalam Gedung”.
1. Bagian dari perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE
Patung tersebut dipamerkan di atrium TP Surabaya sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE. Masyarakat pun bisa melihat-lihat Rupang Buddha tersebut.
“Jadi kalau tahun lalu memang betul, MURI kita Rupang Buddha tertinggi untuk pertama kalinya di dalam gedung. Tetapi tahun ini Rupang Buddha terbesar yang bisa bergerak pertama kali di dalam ruangan se-Indonesia,” ujar Ketua Vesak Festival 2024, Anthony Orodiputro.
2. Diormana menampilkan beragam budaya ajaran agama Buddha
Anthony mengatakan, diorama tersebut menampilkan beragam budaya dari aliran Buddha. Mulai dari aliran Buddha Mahayana dan Terhavada.”Kita tampilkan beraneka ragam budaya mulai dari adanya aliran Mahayana dan Teravhada dimana ini sama-sama aliran di Buddhis tetapi memiliki budaya yang sama,” jelasnya.
Diorama miliki tinggi total 6,5 meter. Rupang Buddha memiliki tinggi 3,64 meter dan tinggi muka dasar 2,4 meter. “Untuk seniman kita bekerjasama dengan pak Dwi asal dari Bali. Pembuatan sangat cepat waktu satu bulan sudah bisa tercipta Rupang Buddha yang bisa kita paparkan pada hari ini,” kata dia.
3. Diorama bermakna pemimpin yang peduli
Anthony menjelaskan, makna diorama “Sang Budhha merawat Bhikkhu Tissa yang sedang sakit didampingi para Bikhu dari berbagai tradisi” tak lepas dari tema Vesak Festival 2024 yakni Leadership for Better Society, berarti kepemimpinan yang ditunjukkan dengan kepedulian. Dengan makna Sang Buddha sebagai seorang pemimpin memberikan contoh langsung membebaskan dari penderitaan.
“Dimana Sang Buddha ini kita cerminkan sebagai seorang pemimpin yang penuh kesadaran memberikan contoh langsung menuju pembebasan dari pada penderitaan, dari semua tradisi agama Buddha, kita sepakat untuk menunjung welas asih dan kebijaksanaan dalam sehari-hari terhadap kemanusiaan dan lingkungan,” tuturnya.
Anthony pun berharap, Vesak Festival tahun ini bisa dihadiri oleh lebih banyak pengunjung. Sehingga, lebih banyak orang yang belajar tentang ajaran Sang Buddha.
“Vesak Festival setiap tahun tahun, bisa dihadiri lebih banyak lagi pengunjung. Dimana kita bisa sama-sama belajar mengenai ajaran guru agung kita, Sang Buddha Gautama, dan juga kita bisa menarik interaksi terutama anak-anak muda yang ada di Surabaya, Jakarta maupun sekitarnya,” pungkas dia.
Leave a Reply