Membayangkan anggota sangha memainkan musik mungkin terasa tidak biasa bagi sebagian orang. Namun, di balik pemandangan yang mungkin tak lazim ini, tersembunyi sebuah pesan mendalam: menyampaikan Dharma dengan cara yang menyentuh hati dan relevan dengan zaman.
Sound of the Rising Tide Acara tersebut dinisiasi oleh Wihara Ekayana Arama dan Wihara Ekayana Serpong, bersama Pusdiklat Agama Buddha Indonesia dan Thai Plum Village. Acara ini adalah sebuah upaya kreatif untuk menghadirkan ajaran Buddha melalui meditasi bernyanyi dan musik. Para biksu dan biksuni dari Thai Plum Village membawakan lagu-lagu meditasi yang dirancang untuk menenangkan pikiran dan membantu hadirin menyelaraskan jiwa dengan alam semesta.
Bagi anggota Sangha Plum Village, musik bukan sekadar hiburan, tetapi media yang mendalam untuk menyampaikan nilai-nilai Dharma. Setiap lirik yang dibawakan terinspirasi dari puisi Mahabiksu Thich Nhat Hanh, yang menggambarkan perjalanan spiritualnya selama perang Vietnam hingga isu-isu kemanusiaan masa kini.
Melalui musik hadirin diajak tidak hanya mendengarkan, tetapi juga merenungkan makna dari setiap kata, menyerap vibrasi positif, dan mengintegrasikannyadalam kehidupan sehari-hari. Acara in menjadi bagian dari Dharma Tour Thai Plum Village yang digelar di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Thailand. Melalui pendekatan ini, anggota sangha ingin menunjukkan bahwa praktik Dharma dapat diakses oleh siapa saja, bahkan melalui medium yang mungkin dianggap tidak konvensional.
Sejak dahulu, musik telah menjadi bagian dari tradisi spiritual di banyak agama, termasuk agama Buddha. Dalam konteks ritual keagamaan, musik seperti kidung Puja Bhakti dan mantra selalu digunakan untuk memperkuat kesadaran batin dan menghubungkan umat dengan ajaran Buddha. Plum Village menunjukkan bahwa musik juga dapat menjadi sarana untuk menjangkau generasi baru dengan pesan kedamaian batin dan mindfulness yang universal.
Leave a Reply