Kalau Semua Agama Baik Ngapain Harus Dan Perlu Ikut Ajaran Buddha?

Betul Semua agama menganjurkan orang berbuat baik. Dalam hal ini, meskipun semua ajaran memiliki motif yang sama, ajaran Buddha memberikan kesimpulan yang berbeda. 

Semua agama menganjurkan kebajikan dan melarang kejahatan. Mereka menekankan, “Kita harus berjuang untuk berbuat baik. Tapi apa gunanya berbuat baik? Apa nilai sejati dari moralitas? Kita sering mendengar, “Perbuatan baik membawa hasil baik, sementara perbuatan jahat mendatangkan malapetaka. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian.

Orang baik bisa saja mengalami kesulitan, sementara orang licik justru lebih mudah meraih kekuasaan dan reputasi sosial. Sejarah menunjukkan bahwa kebajikan seseorang tidak selalu menentukan nasib keturunannya, seperti Kaisar Yao yang bijaksana tetapi memiliki anak sombong, atau Kaisar Shun yang berbakti meski lahir dari ayah yang jahat. Ini membuktikan bahwa hukum sebab dan akibat bekerja dengan cara yang lebih kompleks daripada sekadar diwariskan dalam garis keturunan.

Seperti Konfusius, bukankah beliau seorang yang bermoral tinggi dan bajik? Namun, ia hampir mati kelaparan saat berkelana di negeri-negeri yang dilanda perang di Tiongkok. Karier dan gagasan politiknya pun tidak berkembang semasa hidupnya.

Sebaliknya, perampok besar seperti Dao Zhi justru menikmati kejayaan pada masanya. Lalu, bagaimana kita bisa meyakini adanya hukum yang mengatur pahala dan pembalasan bagi perbuatan baik dan buruk? Apa alasan kita untuk berbuat baik? Jawabannya hanya dapat ditemukan dalam ajaran Hukum Karma Tiga Masa-masa lalu, masa kini, dan masa depan-dalam ajaran Buddha.

Dalam mengikuti Buddha, kita terus bertahan dalam melakukan perbuatan baik. Meski keadaan saat ini tidak menguntungkan dan membuat frustrasi, ketika karma baik matang, kita pasti akan memetik hasil yang membahagiakan. Pandangan seperti inilah yang sesuai dengan semangat ajaran Buddha. 

Sumber: Master Yin Shun | Tujuan Utama Mengikuti Ajaran Buddha Penerbit Dian Dharma