TRIRATNA dipandang merupakan manifestasi atau cerminan Tuhan Yang Maha Esa dalam dunia ini, karena aspek transenden yang dimilikinya. Tetapi konsep Triratna tidaklah sama dengan konsep Tuhan dalam agama lain.
BERLINDUNG kepada Triratna mengikuti suatu cara hidup untuk mencapai cita-cita penerangan. Di antaranya, dalam praktik sehari-hari umat memuja Triratna. Pemujaan demikian dapat dimengerti, apabila diingat bahwa dalam konsep Triratna itulah yang transenden dapat dijangkau oleh pikiran manusia biasa.
TRI RATNA Berlindung pada Buddha kepada Buddha mengandung arti menjunjung Buddha yang diyakini telah mencapai Penerangan Sempurna dengan kekuatan sendiri dan yang mengajarkan pengetahuan-Nya,
Berlindung pada Dharma kepada Dharma mengandung arti menjunjung Dharma yang tiada lain dari Kebenaran Mutlak. Berlindung pada Sangha kepada Sangha mengandung arti menjunjung Sangha yang memiliki perilaku benar, menjadi contoh teladan, membimbing dan menuntun makhluk-makhluk lain. Inikah Makanan Pertama Buddha Usai Pencerahan Sempurna?
GULAB JAMUN dalam bahasa Hindi. Kudapan manis ini masih populer di India, terbuat dari bola susu kental yang dicampur dengan tepung, digoreng dengan ghee lalu direndam dalam madu atau sirup gula. Peristiwa persembahan makanan dilakukan oleh Tapussa dan Bhallika yang terjadi selama minggu keempat Buddha di Uruvela, Bodh Gaya saat ini. Tercatat dalam Udana dan Vinaya.
Tapussa dan Bhallika, kebetulan melewati Uruvela, melihat Buddha, dan terkesan dengan sikap tenang Beliau dan penampilan-Nya yang cerah, mendekati dan menawarkan semangkuk bubur gandum (sattu) dan bola madu (manthan ca madhupindika). Dalam Madhupindaka Sutta, Ananda menggambarkan bola madu (madhupinda) sebagai makanan “manis dan lezat.” Ini akan menjadi deskripsi yang sangat bagus tentang gulab jamun masa kini.
Catatan ulasan yang dibuat oleh Brahmana Pingiyani tentang bola madu. Dalam Anguttara Nikaya dia berkata, “Seseorang yang diliputi oleh rasa lapar dan lemah lalu diberi bola madu akan merasakan rasa manis yang lezat di bagian mana pun yang dia cicipi.” Makanan lezat yang bergizi seperti bola madu membantu Buddha mendapatkan kembali selera makan-Nya dan memulihkan kekuatan-Nya setelah bertahun-tahun menyiksa diri tanpa hasil.
Leave a Reply