Landasan Teori

Hari Raya Agama Buddha

PENETAPAN TAHUN KABISAT BUDDHIS

Dalam menetapkan Tahun Kabisat Lunar dan Hari-Hari Raya Umat Buddha maka pertimbangan-pertimbangan yang diambil adalah :

Kalender Lunar atau Chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan diri dengan perhitungan matahari (solar/surya) atau perhitungan Luni-Solar, sehingga setiap daur 19 Tahun terdapat 7 Tahun Kabisat Lunar dengan 7 bulan sisipan (ekstra, Lun. Adhikamasa). Adhikasuramasa dilakukan dengan metode 3 3 3 2 3 3 2 dalam kurun 19 Tahun.

Tahun Kabisat Buddhis

Dalam daur 19 Tahun

Tahun Jumlah Tahun Dari-Sampai Extra Bulan
Ke 1-3
3 Tahun
2005-2007
2007
Ke 4-6
3 Tahun
2008-2010
2010
Ke 7-9
3 Tahun
2011-2013
2013
Ke 10-11
2 Tahun
2014-2015
2015
Ke 12-15
3 Tahun
2016-2018
2018
Ke 16-18
3 Tahun
2019-2021
2021
Ke 19-20
2 Tahun
2022-2023
2023
Daur ke-3
19 Tahun
19 Tahun
7 Bulan
Tahun Jumlah Tahun Dari-Sampai Extra Bulan
Ke 1-3
3 Tahun
2024-2026
2026
Ke 4-6
3 Tahun
2027-2029
2029
Ke 7-9
3 Tahun
2030-2032
2032
Ke 10-11
2 Tahun
2033-2034
2034
Ke 12-15
3 Tahun
2035-2037
2037
Ke 16-18
3 Tahun
2038-2040
2040
Ke 19-20
2 Tahun
2041-2042
2042
Daur ke-4
19 Tahun
19 Tahun
7 Bulan
Tahun Jumlah Tahun Dari-Sampai Extra Bulan
Ke 1-3
3 Tahun
2043-2045
2045
Ke 4-6
3 Tahun
2046-2048
2048
Ke 7-9
3 Tahun
2049-2051
2051
Ke 10-11
2 Tahun
2052-2053
2053
Ke 12-15
3 Tahun
2054-2056
2056
Ke 16-18
3 Tahun
2057-2059
2059
Ke 19-20
2 Tahun
2060-2061
2061
Daur ke-5
19 Tahun
19 Tahun
7 Bulan
Tahun Jumlah Tahun Dari-Sampai Extra Bulan
Ke 1-3
3 Tahun
2062-2064
2064
Ke 4-6
3 Tahun
2065-2067
2067
Ke 7-9
3 Tahun
2068-2070
2070
Ke 10-11
2 Tahun
2071-2072
2072
Ke 12-15
3 Tahun
2073-2075
2075
Ke 16-18
3 Tahun
2076-2078
2078
Ke 19-20
2 Tahun
2079-2080
2080
Daur ke-6
19 Tahun
19 Tahun
7 Bulan

Sejarah tahun buddhis

Tahun Buddhis atau disingkat TB atau dalam bahasa Inggris disebut Buddhist Era (B.E.) dimulai dari waktu wafatnya Sang Buddha Gautama dan mencapai Pari-Nibbana. Secara terus terang, terjadinya Pari-Nibbana (Wafat) Sang Buddha diperkirakan terjadi antara tahun 543 – 544 sebelum Masehi atas dasar perhitungan kalender Masehi sekarang ini.

perhitungan hari raya umat buddha

Seluruh Hari Raya umat Buddha, selalu jatuh pada purnama sidhi. Selama ini patokan yang dipergunakan dalam menetapkan Hari Raya Waisak dan Hari Besar Buddhis lainnya di Indonesia adalah purnama sidhi berdasarkan perhitungan Astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern. Namun ibadah Hari Raya yang karena perbedaan perhitungan penanggalan yang ada, jatuhnya dapat berbeda-beda diantara bangsa-bangsa atau kelompok-kelompok tertentu, pada tanggal yang berlainan. Hal ini masih dibenarkan, karena dalam agama Buddha tidak dikenal adanya “saat” ibadah yang merupakan sah tidaknya ibadah itu.

  1. Hari Besar Maghapuja biasanya jatuh pada purnama sidhi bulan Februari / Maret. Hari Besar Maghapuja dirayakan 2 minggu sesudah Tahun Baru Imlek, yang kebetulan jatuhnya bersamaan dengan perayaan Cap Go Meh.
  2. Hari Raya Waisak pada umumnya jatuh pada purnama sidhi di bulan Mei, namun kadang kala pada hari-hari pertama bulan Juni bila jatuh pada tahun kabisat Buddhis.
  3. Hari Besar Asadha, diperingati 2 bulan sesudah Hari Raya Waisak, yang biasanya jatuh pada bulan Juli. Hari besar Asadha kala purnama sidhi adalah patokan untuk memulai masa Vassa.
  4. Masa Vassa para Bhikkhu, berlangsung selama 90 hari dan dimulai sehari sesudah purnama sidhi bulan kedelapan (Asalhamasa) dan berakhir pada purnama sidhi bulan ke-11 (Assajujamasa). Menurut sistem perhitungan sekarang jatuh pada bulan Oktober. Dalam hal Tahun Kabisat, dimana terdapat bulan Asalha ganda, maka dengan sendirinya masa Vassa dimulai sehari sesudah purnama sidhi bulan Asadha yang kedua dan bukan yang pertama. Hari dimulainya masa Vassa bilamana bulan memasuki konstelasi Asalha, namun pada Tahun Kabisat haruslah dimulai 30 hari kemudian. Malam menjelang hari penutup masa Vassa yaitu dikala purnama-sidhi bulan Assayuja.
  5. Hari Besar Kathina, diperingati pada purnama sidhi 3 bulan sesudah Hari Besar Asadha yang jatuh kira-kira pada bulan Oktober atau November. Upacara Kathina akan berlangsung mulai hari pertama Bulan Menyusut (tanggal 16) bulan Assayuja sampai purnama sidhi bulan ke 12 (Kattikamasa).

PENETAPAN BULAN PURNAMA

Bulan Purnama (Purnama sidhi) tidak selamanya jatuh pada malam hari, bisa saja jatuh pada pagi atau siang hari. Pada tanggal 15 penanggalan bulan, tidak berarti bahwa selama sehari itu bulan akan penuh terus, melainkan hanya beberapa saat saja. Jika pada bulan Purnama itu bulan kelihatan bulat, maka bentuk bulan yang bulat hanya dapat dilihat beberapa saat saja. Sebelum dan sesudah itu bulan tidak bulat lagi, tetapi karena bagian bulan yang gelap dan kecil secara visual maka bulan kelihatan bulat.

SUMBER

  • Buku “Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Buddhis 1996-2026” oleh Herman S. Endro (Y.M Bhikku Jayamedho, Thera).
  • Buku Jean Meeus, Astronomical Tables of the Sun, Moon, and Planets Willimann-Bell, Inc., Virginia, USA (Tabel Bulan Tilem dan Bulan Purnama hasil perhitungan Astronomi).
TRANSLATE