Pernah dengar komentar seperti ini: “Bhante kok nggak nikah? Apa Bhante dikebiri yap” Dalam tradisi monastik agama Buddha, para Bhikkhu dan Bhikkhuni memang memilih jalan hidup selibat. Mereka meninggalkan kehidupan duniawi, termasuk pernikahan dan hubungan romantis, demi fokus pada latihan spiritual.
Tidak ada praktik pemaksaan, apalagi tindakan fisik seperti pengebirian, dalam hal ini. Keputusan ini diambil atas dasar kesadaran dan komitmen pribadi
Selibat dalam agama Buddha bukan sekadar sal menjauhi hubungan seksual, tapi juga mengendalikan nafsu dan keinginan yang bisa mengganggu batin. Dengan melepaskan keterikatan duniawi, seorang Bhikkhu dapat lebih fokus pada meditasi, kebijaksanaan, dan pelayanan kepada masyarakat.
Dikebiri? In akibat kurangnya pemahaman. Di zaman modern ini, penting banget untuk mencari informasi dari sumber yang tepat. Tradisi agama Buddha sudah ada ribuan tahun, dan praktik seperti ini dijalani dengan penuh penghormatan, bukan paksaan.
Pengebirian adalah tindakan menghilangkan atau menonaktifkan fungsi organ reproduksi pada seseorang, baik secara fisik maupun kimia.
Dalam konteks fisik, ini biasanya dilakukan melalui operasi untuk mengangkat testis pada laki-laki atau ovarium pada perempuan. Sementara itu, pengebirian kimia dilakukan menggunakan obat-obatan untuk mengurangi kadar hormon tertentu, seperti testosteron.
Memilih menjadi Bhikkhu adalah tentang memberikan diri sepenuhnya untuk melayani orang lain, menjaga kebijaksanaan, dan menjadi teladan hidup sederhana. Dalam setiap langkah, mereka menjaga kebijaksanaan sebagai panduan, mempraktikkan kesabaran, dan menghadirkan kasih tapa pamrih.
Dengan disiplin dan ketulusan, mereka menginspirasi banyak orang untuk hidup dengan penuh kesadaran, rendah hati, dan berwelas asih. Menjadi Bhikkhu juga berarti menjadi teladan hidup sederhana, menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam kemewahan, tetapi dalam kedamaian batin dan pengabdian kepada kebenaran.
Leave a Reply