Kita dipisahkan oleh label-label, oleh kata-kata seperti ‘Israel’, ‘Palestina’, ‘Buddhis’, ‘Yahudi’, ‘Kristen’, dan ‘Muslim’. Saat mendengar salah satu kata tersebut, maka kata itu memunculkan sebuah ‘citra’, dan kita merasa terpisah dari kelompok lain. Kita telah menyusun banyak kebiasaan berpikir yang memisahkan kita satu sama lain, serta saling menyulut penderitaan. Sangat penting untuk menemukan sisi manusia pada orang lain, serta menolong orang lain menemukan sisi manusia dalam diri kita. Sebagai manusia, kita persis sama.
Latihan mengelupas semua label agar sisi manusia bisa terungkap, sungguh suatu praktik kedamaian. Karena orang-orang sangat terikat pada nama-nama dan label-label, maka sangatlah penting untuk menggunakan bahasa yang lembut serta tutur kata penuh kasih, saat berbicara dengan orang-orang tentang permasalahan identitas dan ketidak-adilan. Begitu pengertian dan welas asih terlahir dari hati kita; maka racun kemarahan, kekerasan, kebencian, dan keputusasaan akan tertransformasi.
Solusinya adalah mengeluarkan racun-racun pemikiran sempit dan juga memasukkan pandangan yang jernih serta welas asih kepada setiap orang yang berkonflik. Setelah itu, kita akan saling menyadari sepenuhnya bahwa kita sebagai manusia, tidak membiarkan mata kita tertipu oleh selaput-selaput dari luar, oleh nama-nama seperti ‘agama Buddha’, ‘Islam, ‘Yahudi’, ‘Kristiani, dan lain sebagainya. Kita mampu saling melihat sebagai manusia beserta penderitaannya masing-masing, maka kita tidak akan memiliki keberanian untuk saling meniadakan. Kita akan bekerja sama agar mendapatkan kesempatan hidup penuh kedamaian bersama-sama.
Sumber: Jawaban dari Hati, oleh Thich Nhat Hanh, Penerbit Karaniya.
Leave a Reply