Surabaya, Beritasatu.com – Young Buddhist Association (YBA) Indonesia menggelar festival perayaan Waisak (Vesak Festival) di Tunjungan Plaza Surabaya, selama lima hari yang dimulai sejak tanggal 31 Mei hingga 4 Juni 2023.
Vesak Festival adalah sebuah perayaan hari Trisuci Waisak yang diadakan setiap tahun di area publik. Tujuannya untuk memperkenalkan nilai-nilai universal ajaran Buddha kepada masyarakat umum serta menjadi sebuah ajang selebrasi dan apresiasi terhadap Buddha Dharma, dan acara ini rutin digelar oleh Young Buddhist Association.
Uniknya dalam acara tersebut, ada Patung Buddha atau rupang setinggi 12,3 meter di dalam Atrium Tunjungan Plaza Mall yang mencetak rekor Muri.
Avito, salah satu pengunjung mengatakan gelaran Vesak Festival ini sangat luar biasa. Karena, acara tersebut bukan hanya untuk umat buddha, tapi juga untuk saudara-saudara yang lainnya agar mengetahui sejarah buddha.
“Dalam beberapa hari kita akan mengadakan acara Waisak. Jadi menurut saya dari Vesak Festival ini sangat luar biasa sekali. Apalagi acara ini tidak digelar hanya khusus umat Buddha, tapi juga untuk saudara-saudara kita yang lainnya,” kata Avito, Kamis (1/6/2023) kepada Beritasatu.com.
Avito juga menyampaikan, setelah melihat Patung Buddha raksasa dirinya merasa kagum. Karena, patung yang menjulang tinggi itu telah mencatatkan rekor Muri Indonesia.
“Setelah mantau sendiri di tempat, ini sangat luar biasa. Karena Patung Buddha atau rupang setinggi 12,3 meter ini telah mencatatkan rekor Muri. Dan ketika acara ini digelar di mal, tentunya ini menjunjung untuk menghargai perbedaan yang ada,” terang Avito.
Sementara itu, Ketua Acara Vesak Festival William Vijadhammo mengatakan, khusus tahun ini, pihaknya mengangkat “Harmony in the Middle Way”. Sebab, kegiatan ini ingin mengajak seluruh warga Surabaya dan sekitarnya agar dapat hidup harmonis secara seimbang di tengah perbedaan yang ada.
Tahun ini, Vesak Festival menampilkan nilai universal Buddhis untuk diperkenalkan kepada masyarakat umum, dengan diorama menarik. Ia mencontohkan diorama kelahiran calon Buddha dengan tradisi China, Giant Buddha dengan tradisi Helenistik Yunani setinggi 12,3 meter, diorama Buddha Parinibbana, Relief Gandavyuha dan Lalitavistara pada Candi Borobudur, Tree of Harmony, dan Pilar Ashoka dengan tradisi India.
Selain itu, terdapat beberapa instalasi interaktif seperti Roulete Dharma berupa spinning wheel dan Wishing Tree sebagai tempat pengunjung menuliskan harapan mereka hidup harmonis.
“Yang paling membanggakan, dalam acara ini kami berhasil memecahkan rekor muri rupang Buddha tertinggi di dalam gedung se-Indonesia, tingginya mencapai 12,3 meter. Tadi sudah divalidasi juga oleh notaris dan akhirnya berhasil memecahkan rekor muri,” katanya.
Di samping itu, pengunjung juga akan disuguhkan dengan beragam penampilan menarik yang mencerminkan moderasi dalam kemajemukan Indonesia, mulai dari tari tradisional asal Jawa Timur, pagelaran angklung interaktif khas Jawa Barat, Tari Sufi khas Timur Tengah (Turki), Wayang Potehi dan barongsai dari China, hingga penampilan dari vihara-vihara di area Surabaya.
“Jadi, Vesak Festival menghadirkan indahnya keberagaman melalui berbagai rangkaian kegiatan dimulai dari forum dialog antar agama, workshop kearifan lokal, puja relik dari berbagai aliran, melakukan persembahan kepada Sangha yang disebut dengan Sanghadana, hingga perayaan Waisak,” katanya.
Tidak hanya pagelaran seni, dalam menyuarakan semangat moderasi, Vesak Festival berkolaborasi dengan Gusdurian menyelenggarakan lomba fotografi bertemakan “Toleransi Beragama”. Gusdurian merupakan sebuah komunitas penerus pemikiran Gus Dur yang berfokus pada isu-isu kebangsaan, pendidikan, dan ekonomi rakyat.
“Dengan mengedepankan nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh masyarakat luas, maka festival ini akan menjadi platform terbuka kolaborasi lintas agama dan budaya. Besar harapan kami kegiatan ini turut andil dalam menjalin toleransi persaudaraan di tengah perbedaan khususnya warga Surabaya dan sekitarnya dalam tujuan besar membawa kebahagiaan dan kedamaian yang menyatukan umat beragama di Indonesia,” pungkasnya.
Leave a Reply