SURYA.co.id | SURABAYA – Young Buddhist Association (YBA) sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).
Ini setelah YBA sukses mendirikan Rupang atau Patung Buddha tertinggi di dalam gedung se-Indonesia.
Berlangsung pada acara pembukaan Vesak Festival 2023, Rabu (31/5/2023), Rupang ini didirikan di Atrium Tunjungan Plaza (TP) 3 Surabaya. Penampakannya terlihat menonjol di dalam salah satu mall terbesar di Indonesia ini.
“Sebenarnya, kami setiap tahun selalu menyiapkan Rupang Buddha di tiap acara Vesak Festival. Tahun ini kami membuat satu gebrakan untuk membuat Patung Buddha tertinggi di dalam gedung se-Indonesia,” kata Ketua Acara Vesak Festival 2023, William Vijadhammo di sela pembukaan Vesak Festival.
Dengan tinggi 12,3 meter dan diameter 4,2 meter, patung ini terdiri dari tiga bagian.
Bagian bawah merupakan alas, bagian kedua merupakan tingkatan penyangga, dan bagian ketiga merupakan tubuh patung.
Di bagian alas dan tingkatan kedua terdapat cerita perjalanan Buddha.
Di tiap masa dan tahapan kehidupan Buddha, YBA menulis detail di bagian ini.
Di bagian tubuhnya, patung ini merupakan replika dari Patung Budha Gandhara.
Gaya ini berkembang di sekitar abad ke-3 sebelum Masehi di Pakistan.
Ini merupakan akulturasi budaya artistik dan arsitektur Buddhis yang unik dengan memadukan unsur-unsur dari India, Helenistik, Romawi, dan seni Parthia.
“Ini berasal dari zaman Yunani. Sehingga, tampilannya realistis seperti dewa-dewi Yunani,” katanya.
Rumpang tersebut dipercaya sebagai Rumpang Buddha tertua.
“Sebab, sebelum fase Yunani belum ada perwujudan Rumpang atau Patung Budha. Dulu ketika beribadah, yang kami jadikan obyek sembahyang adalah candi atau stupa,” katanya.
Ini bukan kali pertama YBA mendirikan patung atau Rumpang Buddha. Pada 2015 lalu, YBA juga sukses mendirikan Rumpang Buddha setinggi 12 meter.
“Pemecahan rekor kali ini memecahkan tinggi Rumpang pada 2015 lalu. Tahun ini, lebih tinggi 30 cm,” katanya.
Selain menyiapkan patung Buddha berdiri, dalam festival ini juga terdapat Patung Buddha yang sedang berbaring atau Buddha Parinibbana.
Dengan panjang 3 meter, patung ini berada di area yang sama.
Bagi Young Buddhist Association, gelaran Vesak Festival tahun ini diharapkan bisa membawa kebaikan untuk sesama.
Keberadaan Rumpang ini menjadi bagian tak terpisahkan untuk menyemarakkan Hari Waisak.
Waisak atau peringatan tiga peristiwa penting, yakni peristiwa kelahiran, penerangan agung, dan kematian Buddha Gautama.
Tahun ini, hari Raya Waisak akan diperingati 4 Juni mendatang.
Vesak Festival merupakan ajang yang diselenggarakan YBA menjelang Hari Raya Waisak tersebut.
“Vesak Festival merupakan gelaran seni yang ada di tempat publik. Tujuannya untuk memperkenalkan nilai-nilai universal ajaran Buddhis ke khalayak umum,” katanya.
Berlangsung 31 Mei hingga 4 Juni, Vesak Festival tahun ini bertema Harmony in the Middle Way.
“Ini menjadi sebuah ajang selebrasi dan apresiasi terhadap Buddha Dharma. Vesak Festival kembali dengan semangat untuk mendukung dan mengembangkan keindahan hidup dalam keberagaman di tanah air Indonesia. Dengan membawa tema “Harmony in the Middle Way”, kegiatan ini mengajak seluruh warga Surabaya dan sekitarnya agar dapat hidup harmonis secara seimbang,” katanya.
Acara penyerahan Piagam Rekor MURI sekaligus pembukaan Vesak Festival tersebut dihadiri sejumlah pemuka agama Buddha, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, hingga mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Pada acara ini, Wali Kota Eri menegaskan posisi Kota Surabaya sebagai rumah keberagaman.
“Ini luar biasa. Apalagi, Young Buddhist Association digagas oleh para anak muda. Mereka menggelorakan semangat bertoleransi, dan melakukan kebajikan. Di sini kami sangat mengapresiasi,” kata Cak Eri.
Pada momentum tersebut yang bersamaan dengan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730, Wali Kota memastikan Surabaya akan menegaskan posisinya sebagai kota yang menjaga nilai toleransi.
“Kami akan mengajak teman-teman di YBA untuk bersama dengan pemuda dari agama lain. Ini akan menjadi gerakan yang luar biasa. Kekuatan toleransi ada di sini. Para pemuda harus terus bergerak untuk menjaga toleransi,” kata Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya ini.
Leave a Reply