Penengah Rebutan Relik Buddha Brahmana Dona

July 30, 2024

Penengah Rebutan Relik Buddha Brahmana Dona

Menurut Mahaparinibbana Sutta situasi yang terjadi adalah sebagai berikut. Saat tersiar kabar bahwa Buddha telah wafat, perwakilan dari beberapa kerajaan, kepala suku dan klan mulai berdatangan di Kusinara untuk mengajukan klaim atas sisa jenazah.

 

Kebetulan seorang brahmana terhormat bernama Dona sedang tinggal di Kusinara pada saat itu. In mungkin bukan nama sebenarnya, tetapi dengan nama itulah Brahmana tersebut kemudian dikenali. Dalam Bahasa Pali, dona berarti gelas ukur atau bejana.

 

Dona pernah bertemu Buddha satu kali beberapa tahun sebelumnya.
Dengan penuh kekaguman, Dona bertanya, Apakah Anda seorang dewa?’
“‘Bukan, saya bukan,’ jawab Buddha. ‘Apakah Anda malaikat?’
“Bukan.
‘”Apakah Anda roh?”
Bukan.
‘Apakah Anda seorang manusia?’
“Aku juga
bukan manusia.
“‘Lalu siapakah Anda?’ Dona berteriak bingung.
Say seorang Buddha datang jawabannya.
Anguttara Nikaya, I1:38

 

BRAHMANA DONA
mendapat kepercayaan dari semua orang yang berkumpul di Kunisara sehingga disepakati bahwa dia harus membagi relik tersebut menurut apa yang dia anggap adil. Sebagai imbalan atas jasanya, dia diberi bejana tempt relik disimpan dan dari mana dia mengukurnya. Dia menerimanya dengan rasa terima kasih dan mengumumkan bahwa dia akan mengabadikannya dalam sebuah stupa.

 

Setelah pembagian selesai dilakukan untuk kepuasan semua orang, seorang utusan dari Moriyas dari Pipphalivana muncul dan menuntut bagian dan kembali Dona datang untuk menyelesaikannya, menyarankan agar para pendatang yang terlambat mendapatkan abu dari sisa tungku pembakaran.

 

DALAM MAHAPARINIBBANA SUTTA
Dona digambarkan sebagai seorang penengah yang terampil. Ajaran Buddha adalah tentang kesabaran dan tidak bear jika perselisihan muncul akibat pembagian sisa-sisa orang terbaik ini. Mari kita semua bersatu dalam harmoni dan kedamaian. Dalam semangat persahabatan biarkan sisa-sisa itu dibagi menjadi delapan.

 

Sumber: “Dataran Tengah Jalan Tengah – Panduan Berziarah ke Petilasan Buddha di India”, Bhante S. Dhammika, Penerbit Karaniya

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TRANSLATE