DALAM
hidup keagamaannya, Kartini sebagaimana dengan para leluhurnya, percaya adanya kekuasaan-kekuasaan dan kekuatan-kekuatan gaib, yang hidup dan bekerja, yang ia sendiri mungkin tidak memahaminya namun merasainya.
Daya sinkretik leluhurnya masih bekerja di dalam jiwanya, sehingga ia yang sebagai seorang gadis Jawa tanpa ragu-ragu dapat menerima anggapan baru dalam dirinya sebagai anak Buddha.
Bahwa di dalam kehidupan batinnya yang sesungguhnya itu, Kartini sebenarnya mengakui akan ke-anak-Buddha-an-nya.
PENGAKUAN KARTINI
sebagai Anak-Buddha itu bersumber dari pengalaman pribadinya ketika kecil,
yaitu ketika penyakitnya menjadi sembuh yang dianggapnya terjadi berkat meminum air abu dari patung suci yang terdapat
di sebuah klenteng di Welahan, Jepara, Jawa Tengah.
Leave a Reply