MENYIBUKKAN DIRI
mempelajari Dharma dalam Tipitaka dari segi kebahasaan atau kesusastraan tidak akan bisa ~ membuahkan pengetahuan akan sifat sejati segala sesuatu. Tentu saja, Tipitaka penuh dengan ajaran-ajaran seperti sifat sejati segala sesuatu; tetapi masalahnya ialah bahwa orang-orang mendengarkan qjaran itu bagaikan seekor burung beo, setelah mendengar, akan mengulangi mengucapkan apa yang mampu mereka ingat.
MEREKA SENDIRI
tidak mampu menangkap pengetahuan tentang sifat sejati segala sesuatu. Jika saja mereka mau melakukan introspeksi dan mengungkapkan untuk diri mereka sendiri kenyataan akan kehidupan batiniah, menemukan melalui pengalaman sendiri sifat dari kotoran batin, penderitaan, alam lingkungannya, dengan kata lain, sifat dari segala sesuatu yang didalamnya mereka terlibat, mereka akan bisa menembus Buddha Dharma yang sebenarnya.
Leave a Reply