HAH? KOK GITU?!
Puasa dalam anggapan umum khususnya di Indonesia identik dengan menghindari makan dan minum dalam jangka waktu tertentu. Asal usul atau etimologi dari kata puasa dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta yaitu puvasa (baca: puwasa) yang terdiri dari kata “pu” (membersihkan, memurnikan) dan “vasa” (baca: mikan) dan wasa – berdiam, tinggal). Istilah upavasatha tersebut juga dikenal dalam agama Buddha sebagai uposatha (bahasa Pali) yaitu praktik latihan pelaksanaan moralitas (sila) yang bertujuan untuk membersihkan pikiran yang ternoda.
Dalam puasa Buddhis atau uposatha, umat Buddha melakukan praktik latihan pelaksanaan 8 moralitas (attha-silā) yang disebut juga uposatha-silā karena dilakukan pada hari uposatha. Dari 8 moralitas yang ada dalam atthasila, salah satunya berkaitan dengan makan, yaitu menghindari makan pada waktu yang salah. Yang dimaksud waktu yang salah adalah waktu antara dari siang tengah hari hingga esok pagi.
Umat Buddha tidak memakan apa pun pada rentang waktu tersebut. Namun mereka diperbolehkan untuk minum air sepanjang waktu. Sehingga normalnya, umat Buddha yang mempraktikkan puasa ini tidak akan mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh yang secara medis dapat mengganggu kesehatan fisik maupun batin.
Leave a Reply