Kemudian Sang Bhagavā memasuki keadaan meditasi sedemikian rupa sehingga Beliau sepenuhnya lenyap. Dia kemudian terlihat di langit di arah timur dan menunjukkan empat jenis sikap mulia-yaitu berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring-selama itu tetap mantap dalam keseimbangan meditasi.
Kemudian dia masuk ke dalam elemen api konsentrasi; dan setelah Sang Buddha memasuki konsentrasi elemen api, sinar warna-warni memancar dari tubuhnya, sinar biru, kuning, merah, putih, jingga dan hijau. Menampilkan Keajaiban Kembar, api berkobar dari bagian bawah tubuhnya dan air mengalir dari bagian atas, dan kemudian api berkobar dari bagian atas tubuhnya dan air mengalir dari bagian bawah. Dan keajaiban yang sama ditampilkan di arah timur, dia juga tampilkan di arah barat, selatan dan utara. Dia menunjukkan empat keajaiban kekuatan manusia super ini di empat penjuru, dan setelahnya membatasi kekuatan supernya, dia kembali duduk di Simhāsana.
Fiordalis, David, Keajaiban Besar Sang Buddha di Śrāvastī terjemahan dari Mūlasarvāstivādavinaya Tibet, 2014. Chötrul Düchen berlangsung pada hari kelima belas bulan pertama dalam kalender Tibet selama bulan purnama, yang disebut Bumgyur Dawa. Lima belas hari pertama dalam setahun merayakan lima belas hari dimana Sang Buddha menunjukkan keajaiban bagi murid-muridnya untuk meningkatkan pengabdian mereka. Kunci diantaranya adalah ‘keajaiban besar’ (mahāpratihārya), yang terjadi di Śrāvastī, keajaiban yang hanya dapat dilakukan oleh para Buddha dan yang konon diperlihatkan oleh semua Buddha di Śrāvastī. Menurut catatan Vinaya, Selama masa Chötrul Düchen ini, diyakini bahwa efek dari tindakan positif dan negatif dikalikan sepuluh juta kali.
Sumber: samyeinstitute.org (Chötrul Düchen: Celebrating the Miraculous Manifestations of the Buddha)
Leave a Reply