Santapan terakhir Sang Buddha

April 5, 2024

Santapan terakhir Sang Buddha

Young Buddhist Association mencatat bahwa sebelum Buddha mangkat/parinibbana, Buddha menyantap sebuah hidangan yang diberikan kepadanya oleh seorang pandai besi bernama Cunda.

 

Hidangan ini terdiri dari suatu persiapan yang disebut sukaramaddava yang dapat diterjemahkan sebagai ‘makanan lembut babi’ (D.II, 127).

 

BANYAK SPEKULASI Beberapa mengatakan bahwa itu adalah hidangan daging babi, beberapa menafsir itu adalah jamur.

 

Cunda adalah seorang penganut awam Buddha dan dengan sengaja dia tidak mungkin telah menawarkan Buddha hidangan yang terbuat dari daging. Lazim bagi penganut India kuno bahkan hingga di zaman sekarang memberikan persembahan makanan kepada para petapa yakni dengan Sajian berupa makanan sayur.

 

SUKAARA-MADDAVA ada yang menerjemahkan sebagai hidangan lembut babi, ada pula yang menerjemahkan sebagai jenis tertentu dari jamurt. Dalam Dirghagama Tiongkok, ceritanya berlanjut seperti int: Cunda si pandai besi mempersiapkan semur yang terbuat dari jamur yang tumbuh di pohon cendana. Jamur tersebut disebut sebagai telinga pohon cendana dan masih dimakan di

 

Tiongkok. Oleh karena itu, bahwa sdkara-maddava bukanlah daging babi, melainkan sebuah hidangan yang disiapkan dari jamur yang tumbuh di pohon cendana.

 

BEBERAPA BULAN sebelum mangkat, Buddha mengalami penyakit parah yang menyebabkan nyeri tajam…’ dan yang dirasakan dengan penuh kesadaran, tanpa keluhan’ (D.II, 99). Buddha mangkat pada usia delapan puluh tahun.

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TRANSLATE