VEGETARIAN DALAM AGAMA BUDDHA

October 5, 2023

VEGETARIAN DALAM AGAMA BUDDHA

VEGETARIANISME adalah praktik tidak makan daging. Beberapa vegetarian tidak akan makan produk hewan seperti susu, telur, atau mentega dan disebut sebagai vegan. Vegetarianisme baru mulai dianjurkan sekitar zaman Buddha meskipun dia sendiri bukan vegetarian dan tidak mengharuskan murid-muridnya untuk menjadi vegetarian (M.1,369). 

 

Ada beberapa Tipitaka yang menyebutkan secara singkat bahwa Buddha atau beberapa biksu atau biarawati pernah makan daging. Anguttara Nikaya mengatakan bahwa Buddha pernah disajikan sukaramamsa bersama dengan buah zaitun. Istilah ini dapat diterjemahkan dengan pasti sebagai daging babi (A.III,49). 

Di tempat lain, disebutkan bahwa seseorang mengirim pelayannya ke pasar untuk membeli daging agar bisa dimasak dan ditawarkan kepada Buddha (A.IV,187). Ada juga teks lain yang menggambarkan bagaimana sekelompok orang “membuat bubur dan nasi, membuat sup, dan mencincang daging” saat menyiapkan pesta untuk Buddha dan para muridnya (Vin.1,239). Pada kesempatan lain, beberapa orang menyembelih seekor sapi, memasaknya, dan kemudian memberikan “potongan daging yang terbaik yang telah dimasak” kepada seorang biarawati yang kemudian mempersiapkan daging sapi tersebut dan memberikannya kepada Buddha (Vin.III,208). 

 

AJARAN JAINISME 

memengaruhi para pertapa lain untuk menjauhi daging, sementara beberapa yang lain, seperti Buddha, tidak melakukannya. Para pertapa Kalaramytthaka, misalnya, telah berjanji untuk hanya mengonsumsi daging dan minuman keras, meskipun ini tidak menghalangi mereka mendapat penghargaan tinggi (D.III,9). 

 

Buddha tidak menganjurkan vegetarianisme karena ia membedakan antara pembunuhan langsung (membunuh sendiri atau memerintahkan pembunuhan) dan pembunuhan tidak langsung (membeli daging yang sudah disembelih). Buddha yakin bahwa baik vegetarian maupun non-vegetarian ikut serta dalam pembunuhan melalui tindakan mereka, termasuk tindakan tidak langsung seperti membunuh hewan-hewan kecil tanpa disadari dan merusak habitat hewan saat makan sayuran. Oleh karena itu, baik vegetarian maupun non-vegetarian bertanggung jawab atas pembunuhan dalam berbagai tingkat. 

 

UMAT BUDDHA 

Orang bijaksana memikirkan dampak tindakan pada diri dan orang lain. Membunuh hewan atau membeli daging, keduanya berujung pada kematian makhluk. Itu sebabnya beberapa umat Buddha pilih vegetarianisme demi mengurangi kekejaman. 

Di Sri Lanka, vegetarianisme umum, meskipun tidak merata, dan ini jarang ditemui di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, dan Tibet. Banyak umat Buddha Tiongkok dan Korea serta semua biarawan dan biarawati Tiongkok dan Korea adalah vegetarian yang ketat.

 

Sumber: 

Anguttara Nikaya, ed. R. Morris, E. Hardy, PTS London 1885-1900 

Vinaya Pitaka, ed. H. Oldenberg, PTS London 1879-83 

Digha Nikaya, ed. T. W. Rhys Davids, J. E. Carpenter, PTS London 1890-1911 

Majjhima Nikaya, ed. V. Trenchner, R. Chalmers, PTS London 1887-1902 

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TRANSLATE