Festival ini diselenggarakan di Atrium Tunjungan Plaza 6. Atrium yang luas ini diubah layaknya taman berisi relief-relief patung Buddha. Dari yang berukuran kecil hingga raksasa. Menunjukkan tiga kali proses penting dari pangeran Sidharta, pertapaannya di hutan hingga menjadi Buddha, dan kematiannya.
Meilynawaty sebagai ketua pelaksana menjelaskan, tema yang diangkat kali ini adalah pandangan yang benar. Tema ini mengajak agar umat manusia memiliki cara pandang yang baik terhadap segala sesuatu, karena pandangan akan berpengaruh terhadap tutur kata dan juga tindakan. “Bagaimana melihat sesuatu yang buruk dari sudut pandang yang positif, sehingga dari hal negatif kita bisa ubah ke arah positif,” jelasnya.
Ada yang unik dalam festival-festival ini. Yakni beberapa diorama seperti pohon ajaib, atau gerbang menuju tempat festival yang disusun dari botol plastik. Meily menjelaskan, ada sekitar 4.000 botol yang ia gunakan sebagai dekorasi penunjang dalam festival Buddha ini. “Ini merupakan salah satu perwujudan dari pandangan yang benar ini, orang melihat botol bekas biasanya hanya sampah, padahal, kalau kita memandang dari sudut pandang yang lain, botol ini juga bisa jadi hiasan yang cantik,” ujarnya.
Yang Mulia Bhante Sukhito Mahathera menambahkan, ada tiga poin ajaran Buddha yang selalu dipegang oleh umat Buddha. Di antaranya tidak berbuat kejahatan, menyucikan pikiran dan kebaikan yang universal. “Kebaikan universal ini tidak hanya kepada sesama manusia, semua mahluk, termasuk lingkungan, maka dari itu kami mulai dari upaya paling kecil, dengan memanfaatkan botol ini, dari hal ini semoga bisa memberikan pengarahan kepada masyarakat,” tukasnya. (is/nur)
sumber : radar surabaya
Leave a Reply