KBRN, Surabaya: Young Buddhist Association dan Walikota Surabaya, Ery Cahyadi sepakat menyatakan bahwa Surabaya merupakan kota yang penuh dengan rasa toleransi antar umat beragama. Penegasan tersebut di katakan langsung oleh Ery saat membuka kegiatan
“Sanghadana di Bulan Kathina” yang merupakan rangkaian acara Mindful Festival 2022, di gelar oleh Pemuda dan Mahasiswa Buddhis se-Surabaya yang tergabung dalam Young Buddhist Association (YBA) Indonesia, di Tunjangan Plaza Surabaya, Jumat sore (14/10/2022).
“Surabaya selalu saya katakan sebagai kota yang penuh toleransi, semua agama ada di kota Surabaya,” tegasnya.
Ery ingin menunjukan kepada semua pihak bahwa Surabaya adalah kota yang aman. Surabaya jadi kota nyaman karena doa seluruh agama yg ada di Surabaya. Ia berharap Surabaya jadi kota yang aman dan nyaman untuk tempat beribadah bagi umat beragama.
“Saya ingin menunjukan Surabaya adalah kota yang aman. Surabaya jadi kota nyaman karena doa seluruh agama yg ada di kota ini. Saya berharap Surabaya jd kota yang aman dan nyaman untuk tempat beribadah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ery menegaskan selama ini kota Surabaya di jauhkan dari berbagai marabahaya karena adanya doa dari umat lintas agama yang ada di kota ini, karena di Surabaya semua agama satu saudara.
“Surabaya masih berdiri tegak di jauhkan marabahaya dan covid karena semua dari doanya lintas umat agama. Hari ini semua Biksu mendoakan kota Surabaya, maka Surabaya jadi kota yang luar biasa. Di Surabaya semua agama adalah satu saudara. Dalam ajaran kita masing-masing, kita selalu menghormati ajaran apapun, tapi dalam beribadah kita yakini masing-masing. Tapi dalam hubungan manusia dan hubungan bernegara, kita adalah satu saudara yg membangun bersama-sama kota Surabaya,” tuturnya.
Ketua Young Buddhist Association Indonesia, Gondo Wibowo mengatakan Surabaya dari awal tidak pernah ada skat-skat (penghalang perbedaan) dalam bermasyarakat, apalagi Walikota Surabaya sering mengutamakan keharmonisan di kota ini dan menyatakan Surabaya kota yang heterogen dan penuh kebersamaan.
“Seringkali dalam beberapa pidatonya, pak Ery mengutamakan keharmonisan karena Surabaya kota heterogen. Surabaya dari awal tidak pernah ada skat-skat dalam masyarakat, oleh karena itu dalam Mindful Festival ini ingin menunjukan bahwa kemajemukan itu bisa berjalan dengan baik dan harmonis. Festival ini meskipun bercirikan Budha, tapi dampak positifnya ingin untuk semua umat beragama, tidak hanya umat Budha saja. Kita harus berani menunjukan kota Surabaya dari awal merupakan kota heterogen. Kalau kita tidak menunjukan, yang keluar justru orang-orang yang mengutamakan perbedaan, justru itu yang berbahaya,” harapnya.
Adanya kegiatan “Sanghadana di Bulan Kathina” yang merupakan rangkaian acara Mindful Festival 2022 dan di gelar oleh Pemuda dan Mahasiswa Buddhis se-Surabaya, di apresiasi langsung oleh Direktur jenderal Bimbingan Masyarakat Budha Kemenag RI, Supriyadi.
“Saya bangga akan muda mudi budhis di Jawa Timur. Hari ini kegiatan fenomenal, anak muda dapat melihatkan kegiatan yang bagus. Dengan cara ini masyarakat akan melihat dan memahami bahwa ada tradisi-tradisi yang baik yang dilakukan di kota Surabaya,” pesannya.
Sementara itu event Mindful Festival 2022 mengajak warga Surabaya pada umumnya dan pengunjung Tunjangan Plaza pada khususnya untuk bisa healing sejenak dengan teknologi yang dipadukan dengan metode meditasi dari agama Buddha. Meditasi workshop dipimpin oleh para bhikku dari berbagai tradisi dan vihara, serta ada teknologi alat sensor gelombang pikiran untuk bisa mendeteksi pikiran kita aktif atau tenang. Pikiran tenang itulah merupakan sumber kebahagiaan yang didapat dalam diri kita, inilah progress kebahagiaan dan pengikis penderitaan dalam ajaran Buddha.
Acara ini bertepatan dengan bulan besar Buddha yaitu perayaan Kathina, dimana para bhikku selesai menyelesaikan masa Vassa (perenungan diri) dan para umat akan berdonasi jubah / obat-obatan / dan alat kebutuhan sehari-hari untuk keberlangsungan hidup dari pada bhikku sebagai tanda rasa hormat, bakti dan meminta kembali tuntunan ajaran kebenaran kepada pemuka agama Buddha.
Kegiatan ini merupakan aktivitas bersama dari Pemuda dan Mahasiswa Buddha di Surabaya, diantaranya dari Tim Pembina Kerohanian Buddha Institut Teknologi Sepuluh November, Unit Kegiatan Kerohanian Buddha Universitas Surabaya, Unit Kegiatan Kerohanian Buddha Universitas Ciputra, Unit Kegiatan Kerohanian Buddha Universitas Airlangga, Mitra Uttama, Unit Kegiatan Kerohanian Buddha Universitas Widya Kartika, Indonesian Taiwan Buddhist Community dan didukung oleh Young Buddhist Association (YBA) Indonesia.
Leave a Reply