Dalam aliran Mahayana, khususnya Tradisi Buddha Tanah Suci (Pure Land), kita kerap mendengar umat merapal kalimat “Namo Amituofo.” Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar sebagai mantra, doa, atau sapaan spiritual. Namun lebih dari itu, nama suci ini mengandung sejarah panjang, makna mendalam, dan manfaat batin yang besar bagi siapa pun yang melafalkannya dengan keyakinan tulus.
Sejarah dan Asal-Usul “Namo Amituofo” Kalimat ini berasal dari bahasa Sanskerta: Namo Amitabhāya Buddhāya, yang berarti “Sembah sujud kepada Buddha Amitabha.” Amitabha adalah Buddha yang dikenal sebagai Buddha Cahaya Tak Terbatas, penguasa Sukhavati – Negeri Kebahagiaan Murni. Ajaran ini pertama kali diperkenalkan lewat Sutra Amitabha, Sutra Kehidupan Tak Terhingga, dan Sutra Peninjauan dalam Mahayana, dan menjadi landasan utama praktik spiritual aliran Pure Land di Tiongkok, Jepang (sebagai Amida), Korea, dan Vietnam.
Makna dan Arti Spiritual “Namo” berarti “aku berserah, aku berlindung, atau aku menghormat.” “Amituofo” adalah nama Buddha Amitabha, simbol pencerahan sempurna, welas asih tak terbatas, dan janji kebahagiaan abadi. Merapal nama ini bukan sekadar menyebut kata, melainkan bentuk konsentrasi batin dan keyakinan tulus yang menghubungkan kita dengan kekuatan Buddha Amitabha – bahkan menjanjikan kelahiran kembali di Tanah Suci.
Kegunaan dan Manfaat Merapal “Namo Amituofo” “Namo” berarti “aku berserah, aku berlindung, atau aku menghormat.” “Amituofo” adalah nama Buddha Amitabha, simbol pencerahan sempurna, welas asih tak terbatas, dan janji kebahagiaan abadi. Merapal nama ini bukan sekadar menyebut kata, melainkan bentuk konsentrasi batin dan keyakinan tulus yang menghubungkan kita dengan kekuatan Buddha Amitabha – bahkan menjanjikan kelahiran kembali di Tanah Suci.
Merapal “Namo Amituofo” menenangkan pikiran, menguatkan keyakinan, dan membuka jalan pembebasan menuju Tanah Suci. Nama suci ini juga dipercaya memberi perlindungan batin dan menjauhkan dari pikiran negatif.
“Namo Amituofo” bukan sekadar mantra, tapi jembatan menuju welas asih dan ketenangan batin. Dalam dunia yang penuh penderitaan, nama ini menjadi sumber harapan dan cahaya bagi yang melafalkannya dengan tulus.
Leave a Reply