Asal & Posisi
Yama berasal dari Yamarāja (India), lalu diadaptasi dalam Buddhisme (Mahayāna) Tiongkok sebagai Raja Yama, salah satu penguasa dalam Sepuluh Raja Neraka. la bukan dewa pencipta, melainkan pejabat hukum karma: menilai akibat sesuai sebab-adil, tidak memihak.
Kenapa disebut “welas asih”?
Dalam Dhamma, welas asih bukan berarti “membebaskan tanpa akibat”, melainkan menuntun makhluk keluar dari sebab penderitaan. Hukuman di neraka bukan balas dendam; itu buah karma agar makhluk belajar dan berhenti menambah duka. Yama menjaga ketertiban yang mendukung pembebasan, karena tanpa keadilan, welas asih sulit bekerja.
“Job Desk” Raja Yama
1. Mengadili berdasarkan buku hidup-mati (rekam karma).
2. Menentukan arah kelahiran kembali saat karma matang.
3. Koordinasi Sepuluh Raja Neraka & penegakan aturan.
4. Menerima pelimpahan jasa (kebajikan yang didedikasikan) sebagai kondisi pendukung meringankan duka.
5. Menjaga tertib agar makhluk tidak saling melukai di alam penderitaan.
Yama & Buddhisme
Dalam Sutra Ksitigarbha, para penguasa neraka, termasuk Yama memuji Bodhisattva Ksitigarbha dan berjanji membantu makhluk keluar dari duka. Saat umat melakukan kebajikan & melimpahkan jasa, aparat alam baka mendukung proses pelepasan-bukan menghalangi.
Sudah ditolong, kok bisa masuk neraka lagi?
Karena kebiasaan batin (kilesa):
1. Lobha (rakus), Dosa (benci), Moha (delusi) membentuk pola ulang
2. Setelah lepas, gaya hidup lama dan lingkungan menarik kembali.
3. Pandangan keliru; “tak apa, nanti juga diampuni”, membuat orang mengulangi sebab duka.
Kesimpulan: tanpa ubah sebab, buahnya akan terulang.
Jalan keluar
Kerjasama dengan “Hukum Yama”
1. Stop kejahatan (Lima Sila, Sepuluh Kebajikan).
2. Dana & Sanghadāna, dukung pembawa Dhamma.
3. Pelimpahan jasa untuk leluhur/ orang terkasih (Ullambana).
4. Pertobatan & meditasi (mettā, perhatian penuh).
5. Teman baik & komunitas agar tidak kambuh.
Ini cara berjalan searah dengan hukum karma yang Yama tegakkan.
Reframe: “Raja setan yang welas asih”
Sebutan “raja setan” lahir dari gambaran alam baka. Namun dalam Buddhisme, Yama adalah penjaga keadilan karmis yang bekerja bersama welas asih: keras pada sebab buruk, mendukung setiap upaya baik. la bukan musuh manusia ia cermin: hasil mengikuti sebab.
Refleksi
“Keluar dari neraka bukan sekadar dibukakan pintu, tapi berani menutup sebabnya.” Malam ini, pilih 1 kebiasaan buruk untuk dihentikan, dan 1 kebajikan untuk dilanjutkan. Lalu dedikasikan untuk orang tuamu & semua makhluk. Tulis di komentar: kebiasaan apa yang kamu hentikan hari ini?
Referensi Tradisi
Penjelasan ini mengacu pada tradisi Chinese/Mahayāna (Sutra Ksitigarbha & kepercayaan Sepuluh Raja). Tradisi lain (mis. Theravāda) menekankan aspek kelahiran kembali seketika. Esensinya sama: hindari kejahatan, tambah kebajikan, sucikan batin.
Leave a Reply