Sabtu, 22 Februari 2025, menjadi hari yang penuh berkah bagi ratusan umat Buddha yang berkumpul di Jetski Cafe, Pantai Mutiara, Jakarta, untuk melaksanakan Fangsheng (放生), tradisi melepas satwa sebagai wujud cinta kasih terhadap semua makhluk hidup. Acara yang diinisiasi oleh Young Buddhist Association, Yayasan Anggrek Dhamma Sasana, Mudita Center, Vihara Hemadhiro Mettavati, Cetiya Rumah Kesadaran, dan Ecoton ini berhasil mengumpulkan total dana sebesar Rp88.719.936 dari 189 donatur, menunjukkan betapa besar antusiasme umat dalam berdana dan melestarikan kehidupan.
Kehadiran Para Bhikkhu dan Praktik Kebajikan Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran lebih dari 10 anggota Sangha, termasuk Y.M. Bhiksu Bhadra Pala Mahasthavira (Suhu Xian Bing) dan Y.M. Bhikkhu Khanit Sannano Mahathera. Para umat yang hadir tidak hanya berkesempatan untuk melepas satwa ke alam bebas, tetapi juga berdana kepada para Bhikkhu dan berlatih kebajikan bersama. Selain itu, umat diberikan kesempatan untuk memberikan persembahan makanan vegetarian kepada anggota Sangha sebagai bentuk dana makanan, yang semakin menambah makna dalam praktik kebaikan di hari itu.
Ribuan Kilogram Satwa Kembali ke Habitatnya Sebanyak 469,12 kg satwa berhasil dilepaskan ke laut dalam kegiatan ini. Jenis ikan yang dilepas meliputi:
Pelepasan ikan-ikan ini diharapkan dapat mengembalikan keseimbangan ekosistem laut dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang biak di habitat aslinya.
Kebajikan yang Berdampak Luas Selain melepas satwa, 10% dari total dana yang terkumpul juga dialokasikan untuk mendukung Ecoton dalam pembuatan Trashboom, sebuah alat yang berfungsi untuk mencegah sampah masuk ke laut. Langkah ini menunjukkan bahwa praktik kebajikan tidak hanya tentang menyelamatkan makhluk hidup, tetapi juga melindungi lingkungan agar tetap lestari bagi generasi mendatang.
Menutup Hari dengan Hati Penuh Syukur Acara Fangsheng 2025 ditutup dengan suasana penuh kehangatan dan rasa syukur. Wajah-wajah bahagia para umat yang hadir mencerminkan betapa besar manfaat dari kegiatan ini, baik bagi diri sendiri maupun bagi alam semesta. Tradisi ini bukan sekadar pelepasan satwa, tetapi juga simbol dari pelepasan diri dari keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan—sebuah langkah menuju kehidupan yang lebih baik dan penuh kebijaksanaan.
Semoga kebajikan yang telah ditanamkan dalam Fangsheng ini berbuah keberkahan bagi semua makhluk. Sadhu, sadhu, sadhu.
Leave a Reply