Karl Marx adalah pemikir besar dengan gagasan kelas, kerja, dan revolusi yang menginspirasi banyak gerakan. Namun, dari sudut pandang Jalan Tengah Buddhis, pemikirannya kerap jatuh pada ekstrem: terlalu materialistis, menekankan pertentangan, dan memburu perubahan radikal. Jalan Tengah mengingatkan akan
keseimbangan-mengakui penderitaan tanpa melekat pada ilusi perubahan total yang instan.
1. Materialisme sebagai Kebenaran Mutlak
Marx menekankan bahwa kesadaran hanyalah produk dari materi dan ekonomi. Pandangan ini menafikan dimensi batin manusia. Jalan Tengah: Buddha mengajarkan bahwa batin dan materi saling bergantung. Kesadaran tidak bisa direduksi semata pada materi, sebagaimana tubuh tidak bisa dilepaskan dari pikiran. Reduksi ekstrem hanya menutup jalan menuju kebijaksanaan sejati.
2. Pertarungan Kelas sebagai Motor Sejarah
Marx memandang sejarah terutama digerakkan oleh konflik
kelas. Pandangan ini menekankan pertentangan, bukan harmoni.
Jalan Tengah: Dalam Dharma, penderitaan memang nyata, tetapi
sumbernya bukan hanya kelas sosial, melainkan keinginan, kebodohan, dan kebencian. Jalan Tengah menawarkan transformasi batin, bukan sekadar perubahan eksternal, untuk membebaskan diri dari penderitaan.
3. Revolusi sebagai Jalan Pembebasan
Marx meyakini bahwa jalan keluar dari ketidakadilan adalah
revolusi radikal. Namun, perubahan instan sering melahirkan kekerasan baru.
Jalan Tengah: Buddha menekankan perubahan bertahap, penuh kesabaran, dan tanpa kekerasan. Revolusi batin-menyadari ketidakkekalan dan melepaskan kemelekatan-lebih mendalam daripada sekadar mengganti struktur politik.
4. Agama adalah Candu
Marx menyebut agama sebagai candu, semata-mata alat penenang dari penderitaan. la gagal melihat sisi spiritual sebagai jalan pembebasan batin.
Jalan Tengah: Agama, bila dilepaskan dari dogma dan fanatisme, justru dapat menjadi jalan pencerahan. Ajaran Buddha bukan candu, melainkan cara melihat penderitaan apa adanya, lalu melampauinya.
5. Utopia Masyarakat Tanpa Kelas
Marx membayangkan masyarakat ideal tanpa kelas, seolah menjadi akhir sejarah. Namun, ini mengabaikan kenyataan bahwa penderitaan tidak hilang hanya dengan menghapus struktur sosial.
Jalan Tengah: Masyarakat tanpa kelas mungkin mengurangi ketidakadilan, tapi pembebasan sejati hanya lahir dari pemahaman Empat Kebenaran Mulia.
Karl Marx memberi warisan pemikiran yang mengguncang dunia. Tetapi bila dilihat dari kaca mata Buddhis, pemikirannya sering condong ke ekstrem: menafikan batin, menekankan pertarungan, dan memburu utopia. Jalan Tengah mengingatkan kita bahwa pembebasan sejati tidak datang dari ekstremitas material maupun utopia politik, melainkan dari keseimbangan batin, kebijaksanaan, dan welas asih.
Leave a Reply