Hutang Karma
Hubungan dekat tidak terjadi kebetulan. Orang tua, pasangan, dan
saudara hadir karena ikatan karma masa lalu. Semakin kuat ikatannya, semakin besar pula “hutang karma” yang perlu diselesaikan.
Kenapa Sering Bentrok?
Justru karena hutang karma itulah, kita diuji dengan konflik: Salah paham, saling gengsi, komunikasi yang sulit. Semua itu bukan musuh, tapi cermin agar kita belajar.
Tantangan dalam Hidup
Ketika kita sabar, mengalah, dan mengubah energi benci jadi energi
kasih -> di situlah kita sedang membayar hutang karma. Semakin tulus kita jalani, semakin ringan beban batin kita.
Membayar Lunas
Kalau kita bisa menyelesaikan konflik dengan kasih, maka “hutang karma” akan lunas. Artinya, kita tidak perlu “membayar” lagi di kehidupan mendatang.
Semakin Dekat ke Arus Kebuddhaan
Inilah latihan: mengubah benci jadi cinta, gengsi jadi kerendahan hati, konflik jadi pengertian. Langkah-langkah kecil ini membawa kita semakin dekat ke arus kebuddhaan.
Refleksi
Jadi, jangan lihat konflik sebagai kutukan. Lihatlah sebagai kesempatan: membayar hutang karma, membersihkan jalan, dan menumbuhkan welas asih.
Inside Matters
Yang menentukan bukar siapa orang tuamu, pasanganmu, atau saudaramu. Tapi bagaimana batinmu menanggapi mereka. Apa pengalamanmu saat belajar mengubah konflik keluarga jadi energi kasih? Semoga dengan berbagi, kita semua makin kuat menapaki jalan Dhamma.
Leave a Reply