Anathapindika Udah kaya, Ga Suka Flexing Dan Dermawan, Kurang Apa Lagi?

Anathapindika mulanya bersama Sudatta. la memang dilahirkan untuk menjadi orang kaya, yang memiliki kelebihan dan mampu memberi. Anathapindika, kerabat Raja Bimbisara, adalah seorang bankir menurut ukuran masa kini. la mengincar sebidang tanah milk Jeta di Savatthi. Sedangkan Jeta tidak ingin menjual tanahnya. Akhirnya, disepakati pembayaran dengan uang emas yang menutupi seluruh tanah. namun Jeta meminta pekerjaan dihentikan dan sisa tanah yang belum tertutup emas dihitung sebagai bagian sahamnya.

KETIKA
ia mengundang Buddha untuk melewatkan vassa (musim hujan) di Savatthi, Buddha menyetujui dengan mengatakan bahwa seorang Buddha menyukai tempat yang sunyi. Kawasan tanah emas itu menjadi mahal karena harus tetap sunyi, bukan sebagai lahan ekonomi yang menjadi pusat bisnis atau komersial. Di atas tanah itu didirikan sebuah wihara besar dan megah.

Di sana selama sembilan belas vassa, khususnya pada waktu berusia lanjut, Buddha menetap dan member khotbah yang terbanyak. Reruntuhan dari tempt yang dikenal sebagai Jetavanaram itu kin masih dapat dilihat di Sahet-mahet, Nepal Selatan.

ANATHAPINDIKA
mulanya bersama Sudatta. la memang dilahirkan untuk menjadi orang kaya, yang memiliki kelebihan dan mampu memberi. Sejak kecil ia senang membagikan apa saja yang dipunyainya kepada orang lain, memberikan apa saja yang diminta oleh orang lain. Orangtuanya merasa khawatir jangan-jangan a akan membuat ludes semua harta miliknya. Maka kegiatannya di luar rumah dibatasi. Namun sifat Sudatta di kemudian hari tidak berubah. Banyak orang memuja Buddha dengan harapan akan menjadi lebih kaya.

Ananthapindika menghabiskan kekayaannya dalam pengabdian kepada Buddha tapa khawatir menjadi kurang kaya. la memberi dan memberi, menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan, sehingga dinamakan Anathapindika, pemberi makan orang yang melarat.