Setelah seseorang meninggal, keluarga yang ditinggalkan juga perlu menjaga ketenangan batin agar tidak mengganggu perjalanan alaya-vijnana. Kesedihan yang berlebihan bisa menahan kesadarannya di dunia ini, menyebabkan keterikatan yang menghambat kelahiran kembali di Sukhavati. Oleh karena itu, meskipun berduka, penting untuk tetap berdoa dan mendoakan kepergiannya dengan penuh ketulusan.
Di sekitar ruangan tempat orang yang meninggal berada, suasana harus tetap tenang tanpa suara berisik. Anggota keluarga dan kerabat dekat dianjurkan untuk terus mengulang nama Buddha. Pertama-tama, bacalah nama Buddha dengan enam kata, “Na Mo A Mi Thuo Fo,” selama beberapa puluh menit, kemudian lanjutkan dengan pengulangan nama Buddha dengan empat kata, “A Mi Thuo Fo,” secara terus-menerus.
Ucapkan kata-kata tersebut dengan suara jelas dan perlahan. Sebaiknya, pengulangan ini mengikuti rekaman dari seorang bhikshu sambil memohon welas asih Buddha Amitabha agar menjemputnya ke Sukhavati. Pengulangan nama Buddha tidak boleh terhenti agar alaya-vijnana dapat mendengar dengan jelas, sehingga ia dapat memperoleh daya tekad dari Buddha Amitabha dan mengikuti-Nya ke Sukhavati di sebelah Barat.
Jika seseorang semasa hidupnya tidak pernah mempelajari atau meyakini ajaran Buddha, namun kini berada dalam kondisi menderita sebagai antara-bhava, maka bantuan yang diberikan dalam periode tujuh kali tujuh hari akan sangat bermanfaat baginya. Bantuan ini merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh antara-bhava agar ia dapat terbebas dari penderitaan.
Dalam periode tujuh kali tujuh hari atau 49 hari setelah kematian, keluarga dianjurkan untuk menjalankan vegetarian (berpantang makan makanan berjiwa), melafalkan nama Buddha, serta menghindari pembunuhan dan penganiayaan terhadap makhluk hidup. Lakukan lebih banyak kebajikan agar karma buruk yang meninggal dapat dihancurkan dan ia terbebas dari penderitaan serta segera terlahir di alam suci Buddha. Dengan melakukan kebajikan ini, keluarga yang ditinggalkan juga akan memperoleh manfaat besar dan mendapatkan perlindungan dari para dewa yang berbudi luhur.
Untuk menolong orang yang telah meninggal, pengulangan nama Buddha harus menjadi tujuan utama. Semua kawan dan kerabatnya dapat ikut serta dalam pengulangan ini, karena manfaatnya sangat besar, praktis, ekonomis, dan nyata. Namun, mereka yang mengikuti pengulangan nama Buddha hendaknya tidak mengonsumsi makanan berjiwa atau minuman keras.
Jika ingin memberikan sesuatu yang benar-benar bermanfaat bagi orang yang meninggal, caranya adalah dengan banyak melakukan kebajikan dan terus melafalkan nama Buddha guna melenyapkan karmavarana-nya serta memohon agar Buddha menjemputnya ke Tanah Suci. Berfokuslah pada kebajikan yang nyata bagi alaya-vijnana agar ia dapat terlahir di alam yang suci.
Sumber: Kulapati Yu Ting Si, Masalah Terbesar dalam Kehidupan Manusia, Penerbit Dian Dharma
Leave a Reply