Buddha Gak Ngabulin Doa

May 17, 2025

Buddha Gak Ngabulin Doa

Kepercayaan akan luntur kalau keinginan manusia yang menaruh percaya itu tidak terkabul. Kepercayaan dalam agama Buddha tidaklah menggantungkan harapan kepada Buddha yang akan mengabulkan keinginan seseorang.

 

la dipuja, tetapi bukan tempat meminta. “Engkau sendiri yang harus berusaha, sedangkan Tathagata hanya menunjukkan jalan,” demikian sabda-Nya. Dhammapada 276. Kepercayaan tidak pula berarti memasrahkan diri, menyerahkan nasib kepada kekuatan di luar diri sendiri. Buddha mengajarkan agar tidak menyandarkan nasib kepada makhluk lain, dan menjadi pelindung bagi diri sendiri dengan berpegang teguh pada kebenaran.

 

Orang percaya pada sesuatu hal bukanlah dengan menuntut agar apa yang terjadi sesuai menurut keinginannya. Keinginan yang mementingkan diri sendiri sering kali merupakan sumber penderitaan. “Terbebaslah orang bijaksana yang tidak terbawa oleh perasaan dan tidak mempunyai kebutuhan untuk menuntut sesuatu. Tenanglah mereka setelah bebas dari rasa senang dan tidak senang.” Sutta Nipata.

 

Percaya itu terkait erat dengan kebenaran, sekalipun berbeda dari apa yang dinginkan. Percaya kepada Tuhan tiada lain dari percaya kepada kebenaran. Kebenaran itu tidak memihak, tetapi manusia yang harus memihak kepadanya.

 

Sutasoma, seorang Bodhisattwa, rela mengorbankan dirinya demi menepati janji. Sutasoma rela berkorban demi menepati janji. Setelah ditawan Purusada, ia diizinkan pulang untuk memenuhi janjinya, lalu kembali tanpa ingkar. Ketulusannya membuat Purusada sadar dan berhenti dari perbuatan kejamnya.

 

Ketulusan untuk menjadikan diri sendiri dapat dipercaya oleh orang lain perlu sebagai jiwa dari gerakan kepercayaan. Dunia akan menjadi lebih baik kalau setiap manusia tidak hanya percaya, tetapi juga dapat dipercaya. 

 

Sumber: diandharma.org | Krishnanda Wijaya-Mukti | Kepercayaan

Buddha Gak Ngabulin Doa
Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TRANSLATE