Hanya dua dari guru agama besar yang berhasil selama hidup mereka, yaitu Nabi Muhammad SAW dan Buddha Gotama. Keduanya memiliki karier mengajar yang panjang dan hidup untuk melihat agama masing-masing berkembang pesat.
Beberapa ahli seperti profesor basham berpendapat bahwa agama buddha baru menjadi besar setelah raja asoka menyebarluaskannya. Pandangan ini didasarkan pada kurangnya bukti arkeologis sebelum masa asoka, namun argumentasi in bisa dianggap lemah. Sebagai petapa pengembara, para pengikut buddha mungkin tidak meninggalkan banyak bukti fisik selain wihara sederhana yang terbuat dari lumpur, bambu, dan jerami. Selain itu, stupa, yang menjadi ciri penting dalam pemujaan buddha, baru muncul sekitar abad ke-2 sm.
Kitab tipitaka pali memberikan bukti kuat bahwa buddha dikenal luas di seluruh india utara dan ajarannya menarik banyak pengikut dari berbagai kelas sosial, terutama kaum elit.
Kepribadian buddha yang luar biasa dan konsistensi logis dari dharma-nya menjadi faktor penting dalam kesuksesan ajarannya. Meskipun demikian, ajaran yang logis dan guru yang menarik tidak akan cukup jika tidak disebarluaskan.
Buddha sejak awal merupakan seorang misionaris yang giat. Setelah mencapai pencerahan sempurna, buddha segera memulai perjalanan panjang untuk menyebarkan dharma, dan menginstruksikan 60 siswa pertama-nya untuk melakukan hal yang sama. Pengembaraannya mencakup wilayah yang luas, dari kajangla di timur hingga mathura di barat, meliputi sekitar 200.000 kilometer persegi.
Perjalanan buddha di india kuno penuh tantangan, melintasi jalur berdebu dan menghadapi ancaman perampok, namun beliau tetap gigih menyebarkan ajaran, bahkan di usia lanjut. Meski kadang menetap di satu tempat, buddha terus berkeliling, tidur di tempat sederhana, dan menunjukkan fleksibilitas terhadap adat sera bahasa setempat.
Sumber: pandangan dari barat agama buddha di mata seorang biksu australia, bhante s. Dhammika, penerbit karaniva.
Leave a Reply