Bab 21

Bab 21

Konsultan Manajemen

Sepeninggal dari BAT, saya dengan mantap menjalani profesi selanjutnya sebagai konsultan bisnis. Sebagai residence consultant, sebuah model konsultasi yang di rintis ketika bekerja di Indofood. Managing Director Indofood, Hendy Rusli, pernah menantang saya apakah bisa Corporate HRD bukan sebagai cost center melainkan juga sebagai profit center. Saya dengan tangkas menjawab bisa “Caranya?” tanya Hendy. Kujawab: “Sebagian tugas korporat menjadi cost center, sedangkan tugas permintaan dari unit kerja untuk meningkatkan produktivitas dalam berbagai program, korporat HRD berfungsi sebagai service center. Hendy puas dengan jawaban tersebut dan minta saya mewujudkannya. Inilah mulanya saya belajar sebagai konsultan. Sewaktu mengikuti konferensi ketenagakerjaan di ILO Geneva, saya membeli buku Consultancy Handbook sebagai pegangan kerja. Di sinilah awal saya menjadi konsultan manajemen khususnya HRD.

 

Akhir Perjalanan Karier

Banyak klien yang kutangani, antara lain Bank Sumatera Utara (Bank Sumut) di Medan untuk menyusun sistem manajemen SDM, Banpu Coal Mining, Perusahaan Pelayaran Rusianto Bersaudara di Samarinda selama 4 tahun guna membantu proses transformasi perusahaan sehingga mendapatkan Serfikat ISO. Jelang ulang tahun ke 68 saya mengajukan pengunduran diri karena ingin menjadi bhikkhu. Beberapa jam sebelum berjumpa dengan pemilik perusahaan Rusianto, begitu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, sudah dinantikan oleh pemilik perusahaan food supplement dan peralatan kesehatan di suatu hotel. Sesudah berdialog selama sejam, pemilik terkesan dan sangat ingin dilanjutkan pertemuan. Selanjutnya sang pemilik minta dengan sangat agar saya membantu perusahaannya dalam menjalankan proses transformasi penyelamatan perusahaannya. Dengan sangat berat hati saya menyanggupinya hanya selama 6 (enam) bulan atau maksimum sampai Desember 2010.

 

Dalam menjalankan profesi sebagai konsultan manajemen saya selalu mengajak beberapa teman lama yang terpercaya sebagai partner. Saya ingin selalu membagi rejeki pada sahabat-sahabatku sebagi tambahan modal akhirat, kataku.


Saya mengajak serta beberapa kolega lama. Ali Hanafiah, yang pernah berkantor di pabrik Angke sewaktu di Unilever juga turut kuajak serta mendampingi saya dalam bisnis tersebut di Samarinda. Ali baru belakangan keluar dari Unilever, tepatnya di tahun 2000. Namun ia terus menjalin kontak dengan saya.


Sewaktu menjadi asistenku di Unilever, Ali pernah menggantikan tugasku selama sebulan. Waktu itu saya pergi ke India. Untuk sementara tekanan memang berganti ke Ali, namun ia juga mengambil hikmah, dengan begitu, ia akan semakin tangguh di kemudian hari. Saya sering mendelegasikan tugas kepada anak buah dengan penuh kepercayaan. Dengan demikian, anak buahku juga banyak yang berkembang di berbagai perusahaan, setelah tidak lagi bekerja bersama-sama di satu institusi.


Ali dan Ir. Gin Sugianto pernah beberapa kali terlibat dalam projek saya seperti ini antara lain sewaktu menggarap proyek SDM di Bank Sumut, Medan di tahun 2004 dan terus belakangan mendampingi saya bersama timnya di Samarinda di tahun 2006-2010, menjadi konsultan sebuah perusahaan pelayaran.

Saya juga mengajak serta salah seorang anak muda yang sedang kuliah di STIE Perbanas, Muhammad Firdaus. Anak muda ini kelahiran Jakarta dan beretnis Betawi memberikan testimoni tentang diriku, yang dia sebut babeh, yang ditulisnya sendiri sebagai berikut:

 

“Banyak sebenarnya hal-hal yang dapat diceritakan selama mengenal beliau namun di testimoni ini saya akan merangkumnya ke dalam hal-hal yang paling berkesan saja dari lima tahun bersama dengan beliau.

 

Saya mengenal beliau di momen yang tidak terduga, tepatnya tanggal 15 Agustus 2005 di Cilandak Town Square. Bersama dengan menantu dan kedua cucunya beliau datang ke stan yang saya jaga saat itu dan mencoba permainan yang ada. Sambil bermain, beliau bercerita membutuhkan seorang asisten untuk membantu dalam pekerjaannya di bidang manajemen. Karena saya merasa tidak sanggup dengan persyaratan beliau maka saya menawarkan pekerjaan itu ke teman saya, namun entah kenapa Pak Endro tetap keukeuh dan memberi kesempatan bagi saya untuk mencoba dahulu. Syukur setelah melewati banyak omelan dan singgungan yang sangat mengena di hati akhirnya bisa lulus juga mendampingi beliau selama 4 tahun…. hehehe..

 

Sekarang saya resmi menjadi asisten pribadi beliau, kemana beliau pergi saya selalu menjadi ekornya. Mulai dari pekerjaan biasa, mobil, supir, jadwal, presentasi, sampai dengan kesehatannya menjadi tanggung jawab saya. Pertama kali saya merasakan naik pesawat ya karena beliau, mengunjungi berbagai kota besar di Indonesia karena beliau juga. Bahkan saya mungkin tidak akan pernah datang ke acara resmi dan duduk di bagian VVIP bersama dengan para pejabat tinggi negeri ini, seperti Gus Dur dan SBY kalau tidak bersama dengan beliau. Pertemuan dengan Pak Endro menjadi titik balik dalam hidup saya. Mengenal beliau, saya menjadi tahu banyak hal, mulai dari manajemen SDM yang menjadi keahlian beliau, hubungan antar manusia, pluralisme agama, sampai dengan joke-joke ”panas” beliau saya jadi tahu semua.

 

Semakin lama saya semakin dekat dengan beliau, terkadang saya lupa kalau beliau itu adalah bos saya karena saya merasakan figur ayah sangat terasa saat bersama dengannya, karena kedekatan itu saya punya panggilan khusus untuk Pak Endro yaitu “BABEH”. Mungkin selain karena saya anak Betawi asli dan kebetulan juga Pak Endro berbadan besar jadi ya seperti babeh-babeh….hahaha…terdengar aneh untuk orang selevel Pak Endro dipanggil babeh namun saya cuek saja, beliau pun tidak keberatan dengan panggilan itu.

 

Babeh adalah tokoh panutan saya, saya sangat amazing dengan segala hal yang pernah beliau lewati dalam hidupnya, selain kenakalan saat remaja, babeh juga sering cerita tidak pernah ngoyo akan pencapaian hidupnya, babeh hanya mengikuti aliran kemana akan membawanya, namun rasa penasaran akan sebuah pertanyaan-pertanyaan di hati akan babeh cari terus hingga mendapatkan jawabannya. Salah satu yang paling berkesan adalah saat babeh dihadapkan dengan ketidakpuasan dari jawaban guru agamanya di sekolah tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai agama yang dianutnya saat itu, kejadian itu membawa babeh ke dalam pencarian dirinya akan sebuah agama, Akhirnya beliau mendapatkan jawaban itu dan sekarang babeh menjadi salah seorang pemuka agama Buddha yang sangat dikenal di kalangan pluralisme, hebatnya lagi babeh pernah menjadi anggota perwakilan Indonesia di konferensi agama sedunia di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Wow, hebat bukan untuk seorang keturunan Madura, maaf beh bukan maksudnya merendahkan namun stereotipe tentang orang Madura bukanlah rahasia umum lagi…. hahaha…

 

Berbicara tentang pluralisme babeh sangat menghargai segala perbedaan yang ada di masyarakat, babeh tidak pernah mengkotak-kotakkan sesuatu, babeh menganggap perbedaan itu sangat indah, babeh berkata ”Karena warna pelangi itu saling berbeda satu sama lain jadinya indah, begitu juga hidup ini dengan
saling berbeda maka akan menjadi indah dan lebih hidup”. Selain sukses di bidang keagamaan beliau juga sukses dalam karier pekerjaannya, bermula dari menumpang hidup di rumah kerabatnya, bekerja sebagai staf biasa di American Express Bank, lulus dalam program management trainee di Unilever hingga menjadi manajer, pindah ke Indofood Group sebagai Direktur, dan pensiun sebagai Direktur di British American Tobacco (BAT). Perjalanan karier babeh yang panjang membuat babeh memiliki pengalaman yang hebat di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia dan karena pengalaman beliau tersebut hingga kini beliau masih dipercaya untuk menjadi Ketua I dan Komisaris di Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) di daerah Tugu Tani, Menteng. Selain itu karena pengalamannya itu juga hingga kini babeh masih mengisi waktu luangnya dengan menjadi konsultan manajemen independen bersama teman-temannya.

Semua perjalanan hidup beliau membuat saya sering berkata dalam hati ”Beh..beh… semoga anakmu ini bisa lebih hebat dari babeh”. Oh, iya ada kalimat yang paling saya ingat dari babeh ”coba kamu pikirkan gimana caranya bisa pergi ke luar negeri dengan gratisan seperti babeh”….. hahaha…. sebuah kalimat yang pendek namun maknanya sangat mendalam, saya meng-artikan kalimat itu menjadi ”kamu harus jadi orang yang sukses dan dikenal banyak orang sehingga bisa mengantarkan kamu ke dunia internasional”…. sebuah kalimat bernasihat yang hebat beh.

 

Tanggal 1 April 2010 babeh berulang tahun, di hari ulang tahun babeh yang ke 70 ini, semoga babeh tetap sehat, terlindung dalam Dharma dan tidak berhenti untuk mencari jawaban pertanyaan di hati yang belum terjawab. SELAMAT ULANG TAHUN BEH saya juga ingin mengucapkan, namun sebenarnya sangat sulit diungkapkan…. saya sangat… sangat… sangat berterima kasih dengan segala yang telah saya lihat, rasakan, dan temukan selama bersama dengan babeh membuat saya terinspirasi dan termotivasi mencapai kesuksesan. Semoga saya memang bisa lebih hebat dari babeh…. AMIEENN”.

 

Setelah Firdaus lulus S-2 Manajemen SDM di Program Pasca Sarjana Universitas Mulawarman, Samarinda bulan Mei 2010 maka ia tetap membantu saya bekerja sebagai konsultan di perusahaan distribusi food supplement dan alat kesehatan produk Jepang yang bisa dijadikan landasan karier untuk masa depannya. Karma masa lampau (Tuhan) menakdirkan kami berjumpa saling membantu dan saling mendukung untuk kebahagiaan bersama.

Sumber: Jayamedho, Bhikkhu. Menapak Pasti: Kisah Spiritual Anak Madura. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit CENAS, 2015, Bab 21 “Konsultan Manajemen”, hlm. 291–299.

TRANSLATE