Hewan, seperti semua makhluk hidup, terikat oleh hukum karma dan tumimbal-lahir. Dalam Buddhisme, karma baik (perbuatan baik) dan karma buruk (perbuatan buruk) menentukan kelahiran kembali makhluk ke alam selanjutnya.
Hewan dapat terlahir kembali di alam yang lebih tinggi, termasuk alam para dewa, jika mereka mengumpulkan cukup karma baik. Jadi, dalam pengertian ini, hewan dapat “masuk surga” atau alam dewa jika karma mereka mendukungnya.
Tujuan akhir dalam ajaran Buddha adalah mencapai pencerahan (nirvana), yang mana makhluk terbebas dari siklus kelahiran kembali dan penderitaan. Pencerahan, atau nirvana, adalah keadaan di mana seseorang telah mengatasi semua keinginan duniawi, kebencian, dan kebodohan, yang merupakan akar dari penderitaan.
TIRACCHANA-YONI
adalah dunia para hewan. Makhluk-makhluk dilahirkan sebagai binatang-binatang karena Karma buruk mereka. Setelah masa hidupnya habis, binatang-binatang ini akan lahir dialam-alam lain, misalnya di alam manusia, jika mereka mempunyai Karma yang cukup untuk itu. Binatang memiliki hasrat untuk menikmati kesenangan indrawi sera berkembang-biak; naluri untuk mencari makan, bersarang, dan sebagainya; dan perasaan takut mati, mencintai kehidupan.
Sebagai contohnya, seorang manusia yang dalam masa hidupnya mengalami masa-masa dimana a bertingkah laku bagaikan hewan, tidak mempunyai kebajikan, kesadaran / kecerdasan moral, hanya mengumbar hawa nafsu sexual dan nafsu-nafsu biadabnya, maka sesungguhnya a tak ubahnya sebagai “binatang”, meski wujudnya sat itu adalah manusia. bisa juga sebaliknya, hewan berperilaku lebih “beradab” daripada manusia.
KAMASUGATIBHUMI
Terdapat tujuh tingkat alam yang penuh kebahagiaan, yaitu:
1. Alam manusia (manussa);
2. Alam Empat Maharaja (cätummaharajikà);
3. Alam Tiga Puluh Tiga Dewa (tavatimsa);
4. Alam Dewa Yama (vamà);
5. Alam yang sangat menyenangkan (tusita);
6. Alam para dewa yang gemar mencipta (nimmänarati);
7. Alam para dewa yang mengendalikan ciptaan-ciptaan dewa lain (paranimmitavasavatti).
Dinamakan demikian karena para makhluk yang terlahir di alam-alam in merasakan kebahagiaannya dengan bersandar pada pancaindra mereka. Dari tujuh alam tersebut, enam alam diatas alam manusia adalah alam surga yang dikenal oleh Buddhisme. Masih ada dua puluh alam surga lagi di atasnya. Alam-alam surga tersebut didiami oleh para makhluk yang kualitas kebahagiaannya tidak lagi bersandar pancaindra.
Leave a Reply