Pernah mikir Kok seleb, politisi, atau influencer yang tingkah lakunya nyeleweng justru makin terkenal? Udah bikin pernyataan kontroversial, skandal gak habis-habis, kelakuan juga gak karuan. Tapi anehnya, mereka malah makin viral, makin banyak job, makin dilirik. Lah, kok bisa?
Jawaban simpel dari kacamata Buddhadharma: karma itu ada timing-nya. Kita ga tau kapan karma baik berbuah, kapan karma buruk berbuah. Gak semua perbuatan langsung berbuah saat itu juga. Ada karma baik yang baru panen bertahun-tahun kemudian.
Pernah gak sih liat orang yang dulunya penuh perjuangan, sering diremehin, hidupnya serba pas-pasan, tapi bertahun-tahun kemudian malah hidup damai, sukses, dan dihormati? Itu karena tabungan karma baiknya baru jatuh tempo. Buddhadharma ngajarin, hidup ini kayak nanem. Apa yang ditanam, itulah yang nanti dipanen. Bedanya, kita gak pernah tahu pasti kapan musim panennya.
Misal, sekarang ada orang yang “jahat” kok hidupnya kayak sukses terus? Bisa jadi dia lagi nikmatin sisa karma baiknya yang dulu-dulu. Tapi percayalah, stok itu gak abadi. Kalau gak diubah sama perbuatan baik baru, ya siap-siap aja dapat balasan setimpal.
Makanya, daripada sibuk iri liat orang lain kok makin tenar padahal nyebelin, mending fokus kediri sendiri. Bikin kebaikan, rawat ucapan, jaga pikiran. Karena kalau udah waktunya, karma baik juga pasti balik… dan gak pernah salah alamat.
Karma Makhluk adalah pemilik karma, ahli waris karma, terlahir dari karma, berkerabat dengan karma, terlindung oleh karma. Apa pun karma yang diperbuat, baik atau buruk, itulah yang akan diwarisinva. – Majjhima Nikaya, Cülakammavibhakga Sutta (MN 135)
Leave a Reply