GIMANA GA PUNAH? BIKIN WIHARA SUSYAH, DITOLAK, DLL, DSB.

PEMBANGUNAN 

wihara di Indonesia telah menjadi topik kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa kelompok masyarakat di berbagai daerah telah mengungkapkan penolakan mereka terhadap pembangunan wihara. Penolakan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk agama, budaya, dan ketidaksetujuan terhadap perubahan lingkungan sosial di sekitar wihara yang baru dibangun. 

(1). FAKTOR AGAMA: 

Salah satu alasan utama yang sering diungkapkan oleh masyarakat yang menolak pembangunan wihara adalah pertimbangan agama. Sebagian besar penduduk Indonesia adalah Muslim, dan dalam beberapa kasus, pembangunan wihara dianggap oleh sebagian kelompok sebagai perluasan agama Buddha yang mereka pandang sebagai ancaman atau pelanggaran terhadap kepercayaan dan identitas mereka. Mereka khawatir bahwa keberadaan wihara dapat mempengaruhi atau mengganggu praktik keagamaan mereka. (2). KONFLIK BUDAYA DAN TRADISI: 

Konflik budaya dan tradisi adalah salah satu faktor yang mungkin paling dominan dalam penolakan pembangunan wihara. Kehawatiran bahwa wihara akan mengubah tatanan budaya dan tradisi lokal serta mempengaruhi nilai-nilai dan adat istiadat mereka dapat menyebabkan penolakan yang kuat dari masyarakat setempat. Perlindungan identitas budaya dan tradisi sering menjadi isu yang sangat penting dalam perdebatan ini.

(3). SOSIAL DAN EKONOMI: 

Ketidakpastian sosial dan ekonomi juga merupakan faktor penting dalam penolakan. Masyarakat setempat mungkin khawatir bahwa pembangunan wihara akan memengaruhi kondisi sosial dan ekonomi mereka. Peningkatan kunjungan wisatawan yang berkaitan dengan wihara dapat memiliki dampak yang signifikan pada infrastruktur lokal, harga tanah, dan ekonomi daerah tersebut. Ketidakpastian ekonomi dan potensi kerugian ekonomi bagi masyarakat setempat dapat memicu penolakan terhadap proyek pembangunan wihara. 

KESIMPULAN: 

Penolakan masyarakat terhadap pembangunan wihara di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks, dengan banyak faktor yang mempengaruhi sikap mereka. Untuk mengatasi penolakan ini, penting bagi pemerintah dan pihak yang terlibat dalam pembangunan wihara untuk berkomunikasi secara terbuka dengan masyarakat setempat, mempertimbangkan dampak sosial, budaya, dan lingkungan, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghormati dan merespons kekhawatiran mereka. Dengan pendekatan yang lebih inklusif, mungkin akan muncul lebih banyak pemahaman dan dukungan untuk pembangunan wihara di masa depan.