HIOLO RAGAM DAN FUNGSINYA

HIOLO biasa diletakkan pada bagian tengah altar untuk mempersembahkan dupa kepada Buddha. Ketika hiolo diletakkan bersama dengan vas bunga dan lilin, lengkaplah yang disebut sebagai tiga persembahan utama. Ketika sebatang dupa dipersembahkan melalui hiolo, hal ini menimbulkan koneksi antara pikiran manusia dengan Buddha. 

SESUAI PERKEMBANGANNYA 

dari Hiolo selain sebagai tempat untuk meletakan dupa yang dipersembahkan, juga sebagai lambang kemegahan dari sebuah ruangan atau aula. Persembahan dupa yang terus menerus harum mewangi melambangkan tekad kesadaran boddhisatwa yang tidak ada habisnya juga keharuman nama baik seseorang karena banyak melakukan kebaikan. Hiolo bisa terbuat dari bahan metal seperti, emas, perak, tembaga, nikel, perunggu, juga bisa dibentuk dengan tanah liat, keramik, gading, juga kayu cendana. 

– Hiolo portable berukuran kecil dan memiliki gagang, biasa digunakan untuk upacara penyambutan. Bentuknya seperti naga dan gagangnya badan dan ekor naga. 

-Hiolo yang berdiri sendiri biasanya ditopang oleh tiga kaki, beberapa ada yang memiliki gagang. Namanya Bao Ding. Biasa diletakan di depan Dharmasala. Cara dan bentuk dupa yang dipersembahakan bervariasi, tergantung dari hiolo yang digunakan. 

-Hiolo besar, biasa mencantumkan nama wihara dan tanggal berdirinya wihara. Yang terpenting adalah agar semua umat dapat memberikan penghormatan yang tulus dan rasa terima kasih kepada para Buddha, Bodhisattwa, dan semua makhluk atas segala yg telah diperoleh selama ini. Wangi dupa tidak dapat melawan arah angin, tetapi harumnya kebajikan akan menyebar ke segenap penjuru.

Sumber. disadur dari Karya Master Hsing Yun Translate by Andy William