Kamu Bakal Terlahir Miskin Jika…

Berdasarkan ajaran Buddha, Setiap perbuatan, baik maupun buruk, adalah benih karma yang akan membuahkan hasil di masa depan. Konsep ini mendasari pandangan bahwa kemakmuran atau kemiskinan sering kali merupakan buah dari tindakan-tindakan masa lalu.

Tidak Mau Berbagi (Kikir)

Dhammapada, Syair 177: “Sesungguhnya orang kikir tidak dapat pergi ke alam Dewa. Orang bodoh tidak memuji kemurahan hati. Sikap kikir (Pali: macchariya) secara eksplisit dilarang dalam ajaran Buddha. Sifat ini dianggap sebagai salah satu dari “noda-noda” batin yang menghalangi pencapaian kebahagiaan.

Mengambil Hak Orang Lain -Korupsi

Ini merupakan pelanggaran terhadap sila (aturan moral) kedua dari lima sila dasar Buddhis, yaitu Adinnadana (mengambil apa yang tidak diberikan). Konsekuensi dari pelanggaran sila ini dibahas dalam berbagai sutta dan komentar, menunjukkan bahwa tindakan yang didasari keserakahan (Pali: lobha) akan membawa hasil negatif.

Mengeksploitasi Sesama

Sigalovada Sutta (DN 31): Sutta ini memberikan pedoman etika bagi umat awam, termasuk nasihat untuk memperlakukan bawahan atau karyawan secara adil, yang mencakup pemberian upah yang layak. Penghidupan yang benar berarti mencari nafkah tanpa merugikan atau mengeksploitasi makhluk lain.

Hidup Boros dan Tanpa Syukur

Anguttara Nikaya (AN 4.281): Di sini, Buddha memberikan panduan bagi umat awam tentang cara mengumpulkan dan mengelola kekayaan dengan bijaksana, salah satunya dengan menghindari kebiasaan boros. Gaya hidup boros atau berfoya-foya adalah salah satu hal yang bisa menghancurkan seseorang.

Setiap perbuatan yang berakar pada keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin hanya akan mendatangkan penderitaan. Sebaliknya, dengan menumbuhkan kemurahan hati, kejujuran, welas asih, rasa syukur, dan sukacita atas kebaikan orang lain, kita menanam benih kemakmuran dan kebahagiaan yang sejati.