KISAH CAKKHUPALA THERA BUTA DALAM 500 KEHIDUPAN KOK BISA?

Pada suatu hari, Cakkhupala Thera mengunjungi Vihara Jetavana untuk menghormati Buddha. Saat malamnya meditasi jalan kaki, ia tanpa sengaja menginjak serangga hingga mati. Keesokan paginya, beberapa bhikkhu mendengar laporan ini dan bermaksud mengunjunginya. Di tengah perjalanan, mereka melihat banyak serangga mati di sekitar tempat ia menginap. 

Peristiwa Salah seorang bhikkhu berkomentar, “Mengapa begitu banyak serangga mati di sini?” Yang lain menanggapi, “Mungkin Cakkhupala Thera yang melakukannya.” Mereka berpikir bahwa Thera tersebut mungkin terganggu oleh serangga, sehingga membunuhnya. Para bhikkhu berpikir untuk melaporkan pelanggaran ini kepada Buddha. Mereka akhirnya mengubah rencana mereka untuk mengunjungi Cakkhupala Thera, dan malah pergi melaporkan temuan mereka kepada Buddha, bahwa “Cakkhupala Thera telah melanggar vinaya.” 

Buddha mendengar laporan mereka dan bertanya, “Apakah kalian melihatnya sendiri perbuatan ini terjadi?” Mereka menjawab, “Tidak, Bhante.” 

Buddha menjelaskan bahwa mereka juga tidak melihatnya, dan bahwa Cakkhupala Thera, yang buta mata, tidak dapat melihat serangga tersebut. Dia juga telah mencapai tingkat kesucian arahat dan tidak akan memiliki kehendak untuk membunuh. Para bhikkhu bertanya bagaimana mungkin seseorang yang buta bisa mencapai kesucian arahat. Buddha menceritakan kisah masa lalu Cakkhupala Thera sebagai seorang tabib yang kehilangan penglihatannya sebagai pembalasan atas tindakan jahatnya terhadap seorang wanita miskin. 

Syaair Buddha kemudian mengingatkan mereka dengan syair berikut. 

“Pikiran adalah pelopor segala perbuatan, Pikiran adalah pemimpin, Pikiran membentuk tindakan. Jika seseorang berbicara atau berperilaku jahat, Penderitaan akan mengikutinya, Seperti roda pedati mengikuti langkah lembu yang menariknya.” 

Setelah khotbah Dhamma selesai, beberapa bhikkhu mencapai kesucian arahat dengan memiliki kemampuan batin analitis “Pandangan Terang.” 

Sumber: sariputta.com