Pernahkah kamu berpikir bahwa satu kalimat tajam dari jemarimu bisa jadi luka mendalam bagi orang lain? Ketika seseorang menerima komentar negatif, otak mereka langsung bereaksi, memicu area yang sama dengan saat mereka mengalami rasa sakit fisik.
Ini bukan sekadar’ “kata-kata, _ II tetapi trauma yang bisa berdampak panjang. Studi menunjukkan bahwa kritik tajam di rang publik seperti media sosial dapat menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi.
Buddha mengajarkan pentingnya samma vaca (ucapan benar), yaitu berbicara dengan nit baik, tidak menyakiti, dan membawa manfaat. Buddha berkata bahwa ucapan yang baik adalah ucapan yang benar, bijaksana, dan penuh kasih. Jika apa yang kita tulis atau ucapkan tidak memiliki kualitas ini, lebih baik kita diam.
ada hukum sebab-akibat (karma) Kata-kata yang menyakitkan menciptakan karma buruk yang pada akhirnya kembali kepada kita. Jadi, sebelum menulis komentar, tanyakan pada dirimu :
1. Apakah ini benar?
2. Apakah ini baik?
3. Apakah ini bermanfaat?
Media sosial adalah alat. Seperti pisau, a bisa digunakan untuk memotong sayur atau menyakiti orang. Pilihan ada di tanganmu. Sebarkan kebaikan, dukung orang lain, dan jadikan komentar-komentarmu hadiah yang membuat orang lain tersenyum. Ingat, ucapanmu adalah cerminan siapa dirimu. Jadi, yuk sama-sama memilih untuk menjadi cahaya di dunia digital ini.
Leave a Reply