KBRN, Surabaya: Koordinator Staf Khusus Presiden Dr. A.A.G.N. Ari Dwipayana menyebutkan bahwa Pancasila dan ajaran Buddha memiliki kesamaan, yaitu sama-sama mengambil jalan tengah. Makanya, ia pun mengapresiasi Young Buddhist Association yang telah mendeklarasikan Harmony in the Middle Way pada saat acara Vesak Festival beberapa waktu lalu.
“Antara Pancasila dan ajaran Buddha sejatinya memiliki kesamaan yakni: mengambil Jalan Tengah,” kata Ari Dwipayana.
Menurutnya, Pancasila adalah ideologi jalan tengah diantara berbagai spektrum ide/pemikiran yang berbeda, mulai dari ide ketuhanan, humanisme, nasionalisme, demokrasi dan sosialisme. Sedangkan jalan tengah Buddha adalah jalan antara dua titik ekstrim, antara keduniawian dengan melepaskan diri dari duniawi dengan cara ekstrim.
“Jalan tengah adalah jawaban yang membuka batin yang memberi pengetahuan, membawa ketentraman hidup dan keharmonisan Inilah cara pandang moderasi, Majhima Pattipada yang diwarisi Guru Agung Buddha Gautama,” kata dia.
Ia pun menjelaskan Deklarasi Harmony In The Middle Way itu. Pertama, pemuda-pemudi Buddhis Indonesia bertekad untuk bersatu padu tanpa mengingkari keanekaragamannya yang tercermin dalam semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “berbeda-beda tetapi satu”.
Kedua, pemuda-pemudi Buddhis Indonesia sebagai suatu kelompok umat beragama yang berpedoman kepada Dhamma/Dharma Vinaya ajaran Sang Buddha Gautama sebagaimana tercantum dalam Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka. Namun dalam menempuh kehidupan bermasyarakat di tengah-tengah masyarakat luas bangsa Indonesia, umat Buddha perlu berpedoman pada Pancasila sebagai dasar negara dan pegangan hidup bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Batang Tubuh, dan sebagaimana telah terbukti kebenaran, keampuhan serta kesaktiannya dalam mempertahankan kesatuan dan kelestarian bangsa dan negara Indonesia.
Ketiga, bagi pemuda-pemudi Buddhis Indonesia, Pancasila sebagai rumusan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang merupakan resapan dari berbagai kebudayaan, agama serta kepercayaan yang pernah masuk dan mewariskan nilai-nilai luhurnya kepada bangsa Indonesia sejak zaman bahari hingga sekarang, adalah jelas sejalan dan tidak bertentangan dengan ajaran agama Buddha.
Keempat, umat Buddha Indonesia memandang Pancasila sebagai pandangan hidup yang mengandung nilai-nilai luhur agama Buddha yang diterapkan dalam bahasa umum, sehingga dapat diterima sebagai pandangan hidup oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan yang bercorak “Bhinneka Tunggal Ika”.
Kelima, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia dalam hubungannya dengan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Untuk itu perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus serta terpadu demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila. Demikianlah umat Buddha Indonesia bersama-sama dengan warganegara Indonesia lainnya menjamin kelestarian dan kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, serta penuh gelora semangat membangun masyarakat Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur.
Naskah deklarasi itu ditandatangani oleh Ari Dwipayana, Bhikkhu Jayamedho, Bhikkhu Nyanasila, Suhu Xian Bing, Limanyono sebagai Ketua Young Buddhist Association, dan William Vijadhammo sebagai Ketua Panitia Vesak Festival 2023.
“Deklarasi ini sungguh sangat luar biasa,” pungkasnya.
Leave a Reply