Min Maaf Bhante Bisa Ramal Nasib Orang Gitu Ga?

Ramalan adalah usaha untuk memprediksi kejadian di masa depan menggunakan berbagai metode yang dianggap bisa memberikan petunjuk. Sejak zaman kuno, orang telah mencoba membaca pertanda dan mencari petunjuk tentang nasib mereka.

Ada yang percaya pada astrologi, mengandalkan posisi bintang dan planet untuk memahami perjalanan hidup. Sebagian lagi menggunakan numerologi, meyakini bahwa angka-angka tertentu bisa menentukan keberuntungan atau kesialan seseorang.

Metode lainnya yang cukup populer adalah palmistri atau membaca garis tangan, yang konon dapat mengungkap masa depan seseorang. Beberapa orang lebih memilih kartu tarot sebagai alat untuk mencari jawaban, sementara yang lain percaya pada kekuatan medium atau spiritualisme yang diklaim bisa berkomunikasi dengan roh demi mendapatkan petunjuk gaib.

Buddha dengan tegas menyebut ramalan sebagai “seni rendah”, sesuatu yang tidak berguna dan hanya membuat seseorang terjebak dalam takhayul. Beliau melarang murid-muridnya untuk mempraktikkan hal tersebut karena dianggap sebagai cara hidup yang tidak benar.

Brahmajala Sutta (Digha Nikäya 1) “Ada berbagai seni rendah yang dipraktikkan oleh para pertapa lain -meramal dengan tanda-tanda, membaca garis tangan, menafsirkan pertanda, mengucapkan mantra, melakukan ritual api.. tetapi, para bhikkhu, pertapa Gotama menjauhkan diri dari seni rendah semacam itu.”

Jadi, Bhante Bisa Ramal Tidak Min? Ada yang bisa, ada yang tidak, Tapi itu bukan tugas apalagi tujuan, seseorang menjalani kehidupan menjadi petapa atau anggota Sangha. Buddha tidak mengajarkan manusia untuk bergantung pada keberuntungan atau petunjuk dari dunia gaib.

Buddha menekankan, bahwa kehidupan seseorang ditentukan oleh perbuatan dan usaha mereka sendiri. Kamma (karma) dan niat yang baik adalah faktor utama yang membentuk masa depan, bukan sekadar percaya pada tanda-tanda atau jimat keberuntungan.