Bersujud Kegiatan seorang bhikkhu bersujud kepada bhikkhu lain bukanlah tindakan menyembah dalam pengertian menyembah Tuhan. Sebaliknya, tindakan in adalah ekspresi penghormatan kepada yang pantas dihormati. Namaskara, praktik yang mendalam dan bermakna untuk menunjukkan rasa hormat.
Namaskara berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti “menghormati dengan tulus.” Praktik ini melibatkan sikap tubuh dan batin yang penuh hormat kepada seseorang yang memiliki keutamaan, seperti guru, orang tua, atau individu yang lebih tua dalam kebhikkhuan. Dalam konteks Buddhis, penghormatan sering diberikan kepada; Guru spiritual yang lebih senior. Sesama bhikkhu berdasarkan urutan tahbisan (vassa atau tahun kebhikkhuan).
Umat perumahtangga melakukan namaskara, bagian dari etika menghormati yang patut dihormati. Etika memberikan penghormatan mendalam. Dalam Buddhisme, Umat Buddha percaya bahwa penghormatan kepada seorang bhikkhu, guru, atau bahkan rupang Buddha adalah pengakuan atas kualitas luhur mereka, seperti kebijaksanaan, disiplin, dan pengabdian pada Dhamma. Tradisi penghormatan ini sangat lazim di Asia, khususnya di negara-negara seperti India, Sri Lanka, Thailand, dan Myanmar.
Bersujud: Menunjukkan rasa rendah hati dan menghargai orang lain. Mengajarkan pentingnya pengendalian ego dan rasa syukur. Menjadi sarana untuk membangun hubungan yang harmonis berdasarkan saling menghormati. Dengan melakukannya, seseorang belajar untuk menghargaikebajikan dalam diri orang lain dan memperkuat rasa kebersamaan serta spiritualitas.
Jadi, tindakan bhikkhu bersujud kepada bhikkhu lain adalah bagian dari tradisi penghormatan yang mendalam, mencerminkan sikap hati yang tulus dan penghargaan atas jalan spiritual yang mereka jalani bersama. Hal ini juga menjadi contoh bagi umat perumahtangga untuk mengembangkan sikap hormat terhadap yang pantas dihormati, termasuk guru spiritual, orang tua, atau sesama yang memiliki keutamaan.
Leave a Reply