Momen Asadha Ga Cocok Kalau Kamu Fomo Mulu

FOMO atau “Fear Of Missing Out,” adalah kecemasan yang muncul karena rasa takut ketinggalan momen atau pengalaman penting yang dialami orang lain, terutama di era media sosial. Banyak dari kita yang terus-menerus membandingkan diri dengan kehidupan orang lain, merasa tidak cukup, dan terjebak dalam pencarian validasi eksternal. Fenomena ini memicu stres dan ketidakpuasan karena kita terus mengejar tren, hingga lupa menikmati hidup sendiri.

Peristiwa Asadha dua bulan setelah mencapai Pencerahan Sempurna, Buddha menyampaikan Dhamma Cakka Pavattana Sutta-khotbah yang mengajarkan Empat Kesunyataan Mulia. Ajaran ini mengingatkan kita bahwa penderitaan (dukkha) adalah bagian alami dari kehidupan, dan akar dari penderitaan tersebut adalah keinginan yang tak terkendali, atau tanha.

Dengan menyadari dan melepaskan keinginan-keinginan yang berlebihan, kita dapat mengurangi kecemasan dan stres yang dihasilkan oleh FOMO.

Ajaran Buddha melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan yang dikenal sebagai Jalan Tengah, menawarkan panduan praktis untuk hidup dengan keseimbangan. Ajaran ini menuntun kita pada perilaku benar, konsentrasi, dan kebijaksanaan, agar fokus pada nilai sejati, bukan sekadar validasi luar. Peristiwa Asadha mengajarkan pentingnya hidup dengan mindfulness dan penerimaan diri, mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam, bukan dari mengikuti arus FOMO yang terus-menerus.

Dengan menyadari bahwa penderitaan berasal dari keinginan yang tak terkendali, ajaran Buddha menantang kita untuk melepaskan ilusi dan memilih Jalan Tengah, sebuah panduan hidup yang menuntun pada keseimbangan dan pencerahan. Saat kita berhenti mengikuti arus dan mulai hidup dengan mindfulness, kita membuka pintu menuju kebebasan sejati dari tekanan sosial dan stres modern.