Patung Buddha berwarna emas menjulang tinggi di Tunjungan Plaza 3. Menggambarkan Buddha berjalan dengan posisi tangan mudra vitarka. Melambangkan Sang Buddha sedang mengajar murid-muridnya. Patung itu mencatat rekor MURI sebagai rupang atau arca Buddha tertinggi dalam gedung se-Indonesia.
Posisi kaki patung tersebut digambarkan sedang berjalan. Satu kakinya terangkat. Pose itu bercerita bahwa setelah Buddha mencapai pencerahan, ia tidak duduk diam. Tapi mengajarkan segala ajaran kebaikan pada semua mahluk. Ia tak pernah berhenti.
Diinisiasi oleh Young Buddhist Association (YBA), patung yang dibuat dari bahan styrofoam itu dipajang dalam rangka Vesak Festival atau Festival Waisak. “Style-nya Gandhara atau style ala Yunani,” ujar William Vijadhammo, ketua acara Vesak Festival 2023.
Ia memaparkan bahwa dulu sebelum terdapat patung Buddha, umat Buddha menggunakan objek candi, daun atau pohon bodi dan stupa untuk bermeditasi. Setelah itu beberapa umat meminta pada pemahat Yunani untuk mewujudkan patung Buddha. “Sampai sekarang wujudnya sama seperti ini. Di mana pun itu,” ungkapnya.
Sedangkan alas patung Buddha itu terdiri dari dua bagian. Terinspirasi dari Candi Borobudur. Bagian atas berisi kisah Lalita Wistara, yang bercerita tentang kisah perjalanan hidup Sang Buddha. Paling depan, ketika Ratu Maya mengandung dan melahirkan Siddharta Gautama. Lalu bagian selanjutnya berisi perjalanan Buddha, hingga mencapai pencerahan.
Dalam tiap kisah, terdapat visual relief yang diambil dari relief Candi Borobudur. Pengonsep patung tersebut adalah Dr Hudaya Kandahjaya. “Beliau memberi arahan pada kami tentang bentuk, serta relief apa saja yang bisa kami pakai,” ungkap pria 26 tahun itu. (Guruh Dimas Nugraha)
Leave a Reply