JawaPos.com–Young Buddhist Association (YBA) Indonesia menggelar Vesak Festival di Tunjungan Plaza Surabaya, Rabu (31/5). Acara itu dihadiri dan dibuka Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama tamu undangan lainnya. Acara yang mengangkat tema Harmony in the Middle Way itu diyakini bisa semakin menguatkan Kota Surabaya sebagai kota toleransi.
Wali kota menyampaikan terima kasih kepada Young Buddhist Association. Sebab, yang menggelar acara itu adalah para anak muda buddhis bersatu dan bersama-sama dalam menjaga toleransi.
”Ini sangat luar biasa, Young Buddhist Association terus bergerak dalam menjaga toleransi, menjaga kebajikan-kebajikan di Kota Surabaya ini. Jadi, ini semakin menguatkan Surabaya sebagai kota toleransi, karena di sini kekuatan itu sudah muncul,” kata Eri.
Eri juga berharap Young Buddhist Association bisa terus bergerak ke depannya. Dia juga berharap para pemuda Islam, pemuda Kristen, dan para pemuda dari agama lain ikut bergerak menjaga toleransi.
”Kalau semua anak mudanya bergerak, pasti ini sangat luar biasa. Seperti yang selalu saya katakan 1 pemuda bergerak, dunia ini bisa diubah menjadi lebih baik,” ujar Eri.
Sementara itu, Ketua Acara Vesak Festival William Vijadhammo mengatakan, Vesak Festival dilaksanakan 31 Mei hingga 4 Juni. Sebuah perayaan hari Trisuci Waisak yang diadakan setiap tahun di area publik.
”Tujuannya untuk memperkenalkan nilai-nilai universal ajaran Buddhis kepada masyarakat umum serta menjadi sebuah ajang selebrasi dan apresiasi terhadap Buddha Dharma, dan acara ini rutin digelar Young Buddhist Association,” tutur William Vijadhammo.
Khusus tahun ini, pihaknya mengangkat Harmony in the Middle Way. Sebab, kegiatan itu ingin mengajak seluruh warga Surabaya dan sekitarnya agar dapat hidup harmonis secara seimbang di tengah perbedaan. Vesak Festival menampilkan nilai universal Buddhis untuk diperkenalkan kepada masyarakat umum, dengan diorama menarik.
”Yang paling membanggakan, dalam acara ini kami berhasil memecahkan rekor Muri rupang Buddha tertinggi di dalam gedung se-Indonesia, tingginya mencapai 12,3 meter. Tadi sudah divalidasi oleh notaris dan akhirnya berhasil memecahkan rekor muri,” terang William Vijadhammo.
Beragam acara menarik mencerminkan moderasi dalam kemajemukan Indonesia ditampilkan. Mulai dari tari tradisional asal Jawa Timur, pergelaran angklung interaktif khas Jawa Barat, Tari Sufi khas Timur Tengah (Turki), Wayang Potehi dan barongsai dari Tiongkok, hingga penampilan dari wihara-wihara di Surabaya.
”Jadi, Vesak Festival menghadirkan indahnya keberagaman melalui berbagai rangkaian kegiatan dimulai dari forum dialog antar agama, workshop kearifan lokal, puja relik dari berbagai aliran, melakukan persembahan kepada Sangha yang disebut dengan Sanghadana, hingga perayaan Waisak,” papar William Vijadhammo.
Vesak Festival berkolaborasi dengan Gusdurian menyelenggarakan lomba fotografi bertema Toleransi Beragama. Melalui Gusdurian, 50 persen hadiah yang diberikan kepada pemenang akan disumbangkan kepada para korban intoleransi agama.
”Dengan mengedepankan nilai-nilai universal yang dapat diterima masyarakat, festival ini akan menjadi platform terbuka kolaborasi lintas agama dan budaya. Besar harapan kami kegiatan ini turut andil dalam menjalin toleransi persaudaraan di tengah perbedaan khususnya warga Surabaya dan sekitarnya dalam tujuan besar membawa kebahagiaan dan kedamaian yang menyatukan umat beragama di Indonesia,” ucap William Vijadhammo.
Leave a Reply