Para Buddhis di Gujarat menggelar protes terhadap penyerobotan kaum Hindu atas situs gua Buddhis di sana. Protes in dipicu oleh penghapusan kata “Buddhis” dari papan petunjuk bertuliskan “Peninggalan Masa Lampau Buddhis” di sebelah kuil Hindu Momai Mata. Penghapusan tersebut menandakan ketegangan meningkat sat kaum Hindu chauvinisme mengambil alih situs tersebut.
Sana yang dikenal dengan arsitektur batu rumit dan stupa, adalah saksi sejarah ajaran buddha di distrik gir-somnath, yang telah menjadi pusat meditasi dan pembelajaran sejak abad pertama sm. Namun, ada klaim bahwa gua-gua ini dibangun oleh bhima dari epos mahabharata. Kementerian pariwisata india mengusulkan pengembangan situs buddhis untuk menarik peziarah dan mendukung kebijakan luar negeri perdana menteri modi terkait agama buddha.
Modi, yang memiliki hubungan dengan kelompok “Neo-buddhis” pengikut b.R. Ambedkar, telah berusaha mempromosikan pelestarian situs buddhis bersejarah. Namun, aktivis “Neo-buddhis” mengklaim bahwa badan arkeologi india belum melindungi gua-gua tersebut dengan memadai.
Maraknya kuil hindu di sana yang dianggap menghapus jejak sejarah buddhis. “Pemerintah tidak ingin melindungi situs-situs buddhis, ” kata nilesh kathar, penulis buku tentang reruntuhan buddhis. Penjelajah tiongkok xuanzang mencatat adanya lebih dari 200 vihara di gujarat, dan bukti arkeologi menunjukkan kehadiran buddha sejak masa kaisar ashoka.
Pada september lalu, ratusan relawan dari swayam sainik dal (ssd) berbaris ke gua-gua sana untuk menarik perhatian pada pelestariannya. “Kami menginginkan negara humanis di mana ajaran guru spiritual kami diteruskan, bukan negara dengan dominasi kasta atas, kata sanjay rathod dari ssd. Pejabat setempat, dinesh makwand, menekankan perlunya komunitas buddhis internasional untuk melestarikan warisan buddhis di gujarat terlepas dari agama atau kasta.
Sumber:berita.bhagavant.com
Leave a Reply