Arak-Arakan Cheng Ho kini menjadi bagian dari Karisma Event Nusantara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Acara ini termasuk dalam 115 event pariwisata yang berhasil lolos seleksi.
Nia Niscava dari Kemenparekraf menyatakan bahwa dari 252 proposal, Festival Cheng Ho terpilih sebagai salah satu dari 115 event yang lols kurasi. “Kriterianya meliputi ide, strategi komunikasi, manajemen keuangan, dan analisis dampak event,” elas Nia.
Ribuan orang perwakilan dari berbagai kelenteng di Kota Semarang dan beberapa daerah lain, termasuk dari luar Jawa Tengah, meramaikan Festival Arak-arakan Cheng Ho 2024 Acara ini dimulai dari Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, kawasan Pecinan, menuju Kelenteng Agung Sam Poo Kong di Gang Batu, Simongan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kirab Festival Arak-arakan Cheng Ho, yang merupakan agenda tahunan Kota Semarang, digelar dalam rangka menyambut kedatangan Sam Poo Tay Djien atau Laksamana Cheng Ho yang ke-619.
LAKSAMANA CHENG HO,
juga dikenal sebagai Zheng He, adalah seorang pelaut dan penjelajah terkenal dari Tiongkok pada awal abad ke-15. la melakukan beberapa ekspedisi maritim ke Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Timur antara tahun 1405 hingga 1433, membawa serta armada besar yang terdiri dari ratusan kapal dan ribuan awak. Cheng Ho dikenal karena diplomasi, perdagangan, dan kontribusinya dalam memperkuat hubungan antara Tiongkok dan negara-negara di sepanjang rute perjalanannya.
Cheng Ho merupakan seorang Muslim yang sangat dihormati di Tiongkok dan juga di berbagai negara yang dikunjunginya. Meskipun begitu, hubungannya dengan komunitas Buddha juga sangat erat. Banyak dari ekspedisinya melibatkan interaksi dengan komunitas Buddha di Asia Tenggara, dan ia dikenal sebagai seorang tokoh yang toleran terhadap berbagai kepercayaan dan budaya yang ia temui.
Selain itu, beberapa kelenteng yang menghormati Cheng Ho, seperti Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang, memiliki unsur-unsur Buddhis dan sering dijadikan tempat ibadah oleh umat Buddha, Tao, dan Konghucu.
Sebagai kesimpulan, Arak-Arakan Cheng Ho tidak hanya menjadi sebuah perayaan budaya yang meriah, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai toleransi dan harmoni antaragama dan budaya. Warisan Cheng Ho mengajarkan pentingnya menghormati dan memahami perbedaan, serta membangun jembatan antara berbagai komunitas untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan.
FOTO: Ahmad Antoni/sindonews.com
Leave a Reply