Pernah nggak sih kamu marah sama pacar tapi memilih diam seribu bahasa? Dalam dunia psikologi, ini dikenal dengan silent treatment, sebuah bentuk komunikasi pasif-agresif di mana seseorang memilih untuk diam sebagai bentuk hukuman atau protes. Mungkin kamu merasa ini efektif buat kasih pelajaran ke pacar, tapi sebenarnya, ada dampak buruk yang perlu kamu waspadai. Nah, yuk kita bahas dari sudut pandang ajaran Buddha dan bagaimana kita bisa belajar dari sana.
Silent Treatment Saat kamu memilih diam daripada bicara jujur, kamu menutup ruang untuk komunikasi terbuka. Buddha mengajarkan bahwa salah satu elemen penting dalam hubungan adalah samma vaca (ucapan benar). Ucapan yang penuh kasih, jujur, dan membangun adalah fondasi hubungan sehat. Silent treatment justru menciptakan jarak, membuat pasangan merasa terasing, dan bisa menimbulkan ketidakpercayaan.
Amarah Dalam ajaran Buddha, kita diajarkan untuk menghadapi emosi kita dengan kesadaran penuh. Jika kamu marah, memendam dan tidak mengekspresikannya dengan baik hanya akan menambah penderitaan, baik untukmu maupun pasanganmu. Komunikasi jujur lebih baik daripada diam dan membiarkan perasaan negatif terus menumpuk.
Jujur dan Terbuka Daripada silent treatment, ajaran Buddha menyarankan untuk selalu berbicara dengan jujur, terbuka, dan penuh cinta. Dalam hubungan, kunci untuk tumbuh bersama adalah saling mendengarkan dan memahami. Jadikan komunikasi dua arah sebagai prioritas, karena hanya dengan cara inilah kamu dan pasangan bisa benar-benar memahami kebutuhan dan keinginan masing-masing.
Apakah kamu masih merasa bahwa silent treatment adalah solusi terbaik? Dalam hubungan yang sehat, diam bukan jawaban. Semoga ajaran Buddha ini bisa membantumu menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi konflik dalam hubunganmu!
Leave a Reply