Fenomena Umum
Rajin doa, ritual, bahkan meditasi.
Tapi di jalan: mudah tersulut emosi.
Di rumah: gampang bentak.
Di medsos: suka ngegas.
Kenapa Bisa Begitu?
Karena ibadah = ritual luar. Kalau batin belum dilatih, amarah tetap muncul. Ibarat ember -> luarnya dicuci, dalamnya masih kotor.
Pandangan Buddhis
Buddha ajarkan:
Sila -> moral (jaga ucapan & tindakan)
Samadhi -> konsentrasi
Paññā -> kebijaksanaan.
Tanpa sila, ibadah hanya kulit luar.
Akar Marah
Marah muncul dari:
1. Lobha -> mau menang sendiri,
2. Dosa -> benci, dendam,
3. Moha -> salah paham.
Selama 3 racun ini ada, ibadah tidak membuahkan damai.
Solusi Seimbang
Ibadah = baik. Tapi harus diimbangi:
1. Sadar napas sebelum bicara.
2. Latih welas asih (metta).
3. Refleksi diri: “ucapanku nyakitin atau nenangin?”
Ilustrasi Praktis
Rajin ke vihara/ibadah ≠ otomatis sabar.
Yang bikin sabar = latihan batin harian.
Meditasi = bukan kosong pikiran, tapi ngelatih supaya nggak gampang kebakar.
Refleksi
Jadi, ibadah itu bukan cuma “berapa kali”. Tapi seberapa dalam ia mengubah ucapan, pikiran, & tindakan.
Leave a Reply