Tanda Kamu Punya Hutang Karma

Mengapa kehidupan setiap orang berbeda-ada yang lahir makmur, ada yang miskin, ada yang sering beruntung, ada yang selalu gagal? Menurut ajaran Buddha, hal ini dijelaskan melalui hukum karma. Dalam Culakammavibhangga Sutta (MN 135), Buddha menegaskan bahwa perbedaan nasib makhluk bersumber dari perbedaan perbuatannya.

Pola Penderitaan yang Berulang

Salah satu tanda utang karma adalah pengalaman hidup yang terasa berulang. Misalnya, kegagalan dalam hubungan, kerugian usaha, atau hambatan tak terjelaskan yang muncul tanpa alasan logis. Hal ini sejalan dengan ajaran dalam Samayutta Nikāya 36.21 (Sīvaka Sutta), Buddha menyebutkan bahwa penderitaan dialami akibat sebab-sebab, salah satunya adalah karma dari masa lalu.

Kondisi Sulit Sejak Lahir

Tanda lain dapat terlihat dari kondisi kelahiran. Dalam Dhammapada 1-2, ditegaskan bahwa pikiran dan perbuatan yang buruk akan membawa penderitaan, sementara kebajikan akan membawa kebahagiaan. Dengan demikian, keadaan lahir yang sulit bisa dilihat sebagai buah dari benih karma lama.

Ikatan Karma

Ikatan karma membuat seseorang terjebak dalam relasi penuh penderitaan, tetapi sulit dilepaskan, seakan ada benang tak kasatmata dari masa lalu. Di sisi lain, sebagian orang juga mengalami balasan cepat setiap kali berbuat buruk. Dalam Angguttara Nikāya 3.34 (Kammavipāka Sutta), dijelaskan bahwa ada karma yang berbuah cepat dalam kehidupan sekarang, ada pula yang baru berbuah di kehidupan berikutnya.

Menyadari tanda-tanda utang karma bukanlah alasan untuk putus asa, melainkan undangan untuk bertumbuh. Kita bisa melunasinya dengan menanam kebajikan baru, menerima penderitaan sebagai guru, serta melatih batin lewat meditasi.

Kesadaran akan karma menuntun kita pada hidup yang lebih bijak: Melunasi utang masa lalu, sekaligus menyiapkan masa depan yang penuh berkah dan kebebasan sejati. Seperti yang diajarkan Buddha dalam Dhammapada 183: “Jangan berbuat jahat, perbanyaklah kebajikan, sucikan pikiran-itulah ajaran para Buddha.”