Lumbini, tempat kelahiran Buddha di Nepal, telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak1997. Namun, kondisi konservasi yang memburuk membuat UNESCO merekomendasikan agar situs ini masuk dalam daftar Warisan Dunia yang terancam punah. Masalah utama di Lumbini mencakup polusi udara akibat pabrik di sekitar situs, buruknya pengelolaan sampah, serta kelembaban tinggi yang menyebabkan jamur pada batu bata kuno. Atap kuil bocor, air merembes dari tanah, dan bahkan pohon yang ditanam Sekjen PBB Antonio Guterres tahun lalu layu.
Selain itu, pembangunan infrastruktur besar seperti aula meditasi untuk 5.000 orang menimbulkan kekhawatiran terhadap kelestarian nilai sejarah situs. Banyak proyek dibangun tanpa studi kelayakan, berisiko merusak lapisan tanah bersejarah. Kuil modern yang baru juga dikritik karena tak selaras dengan nilai sejarah Lumbini.
UNESCO telah memberi pemerintah Nepal waktu hingga1 Februari 2025 untuk memperbaiki kondisi ini. Namun, beberapa pihak mengkritik bahwa upaya perbaikan masih kurang serius, terutama karena pengelolaan Lumbini dianggap lebih banyak dipengaruhi kepentingan politik ketimbang konservasi.
Jika masuk dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya, Lumbini tetap berstatus sebagai Situs Warisan Dunia, tetapi akan berada di bawah pengawasan ketat. Penetapan ini bertujuan untuk mendorong tindakan konservasi dan membuka akses bantuan internasional.
Apabila Lumbini masuk dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya, dampaknya bukan hanya administratif, tetapi juga simbolis. Ini akan menunjukkan kepada dunia bahwa situs kelahiran Buddha menghadapi ancaman serius yang belum tertangani dengan baik. Kepercayaan umat bisa terguncang, melihat tempat suci ini terancam akibat kelalaian dan eksploitasi. Selain itu, status ini bisa memengaruhi jumlah peziarah, mengurangi dukungan moral dan ekonomi bagi upaya pelestarian.
Sumber: bbc.com
Leave a Reply